Tragedi Jeju Air Menewaskan Ayah, Ibu, dan Adiknya, Perempuan ini Kisahkan Kepiluan Menghadapi Tragedi dan Bangkit Lagi


Kim Yu-jin mengucap perpisahan kepada ayah, ibu, dan adiknya.(foto: Instagram @thekoreatimes_official/Ha Sang-yoon)
MERAHPUTIH.COM - KIM Yu-jin, 46, menangis di rumah duka di Gwangju, Provinsi Jeolla Selatan, Korea Selatan pada 5 Januari. Infus terpasang di lengannya. “Tuhan memberkahi saya dengan orangtua yang begitu luar biasa. Memiliki mereka merupakan berkat yang sangat besar, tetapi kepergian mereka yang tiba-tiba terasa seperti hukuman yang tak tertahankan,” katanya di tengah isak.
Yu-jin kehilangan orangtuanya dan adik laki-lakinya dalam kecelakaan pesawat Jeju Air pada 29 Desember 2024. Insiden itu meninggalkannya sebagai satu-satunya yang selamat dari keluarga inti mereka. Dia berbagi kisah, berharap rasa sakitnya bisa menjadi catatan untuk mencegah tragedi serupa terjadi di masa depan.
Kesedihan Yu-jin penuh dengan pertanyaan yang tidak terjawab: ‘Bagaimana jika burung-burung itu tidak ada? Bagaimana jika tanggul beton itu tidak dibangun? Bagaimana jika mereka terbang dari bandara yang berbeda? Bagaimana jika saya mencegah mereka pergi berpergian?’
Rentetan pertanyaaan yang tak ada habisnya itu hanya berujung pada kesedihan yang mendalam. Tragedi Jeju Air tidak memberi kesempatan untuk kata-kata terakhir.
Namun, secara ajaib, ponsel ayahnya ditemukan utuh di antara abu sisa-sisa kecelakaan. Saat album foto dalam ponsel dibuka, gambar pertama yang dilihat Yu-jin ialah sebuah matahari terbit nan menakjubkan. Itulah foto yang diambil ayahnya pagi itu dari jendela pesawat. Foto itu, yang menangkap matahari terbit, terasa seperti pesan terakhir dari ayahnya.
Baca juga:
Kisah Sedih Pudding Kehilangan 9 Anggota Keluarga dalam Kecelakaan Jeju Air
Ia merasa seolah-olah ayahnya berkata, "Jangan terlalu berduka tanpa kami. Sambutlah harapan baru dan hiduplah dengan kuat, seperti matahari yang terbit."
Stempel waktu pada foto tersebut menunjukkan bahwa foto itu diambil pada pukul 07.26 pada 29 Desember 2024, tepat saat pesawat mendekati tujuan, dengan matahari terbit di atas awan.
Yu-jin melihat-lihat album foto itu, menghidupkan kembali momen-momen kebahagiaan, seperti saat keluarga mereka membeli hadiah, mengagumi pemandangan, tertawa melihat patung-patung aneh, dan menikmati hidangan eksotis.
Foto orangtua dan adiknya yang tersenyum di depan sebuah kuil di Bangkok menjadi potret peringatan mereka saat pemakaman. "Orang-orang tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya memeriksa tubuh yang terbakar dan hancur, atau berharap dengan putus asa agar tubuh mereka bisa dikenali kembali," kata Yu-jin dengan suara gemetar, menceritakan proses identifikasi jenazah ayah dan adiknya, seperti dilansir The Korea Times.
Ledakan hebat itu membuat sebagian besar tubuh tak dapat dikenali. Jenazah adik Yu-jin ditemukan terlebih dahulu pada 1 Januari, diikuti mayat ibunya pada hari berikutnya. Setiap tubuh diberi nomor: adiknya nomor 43, ibunya nomor 115, dan ayahnya nomor 178. Jenazah ayahnya, yang sangat rusak, ditemukan terakhir pada 3 Januari.
Ketika akhirnya bisa mengidentifikasi ayahnya, Yu-jin dengan lembut menyentuh wajahnya, ingin mengingatnya sebagai ayah yang penuh kasih yang selalu melindungi keluarga mereka.Ia membayangkan ayahnya melindungi ibu dan adiknya selama kecelakaan itu, dengan lengannya ditemukan tertekuk seolah-olah sedang berusaha melindungi mereka.
Baca juga:
CARE Pastikan Pudding Anjing Peliharaan Korban Jeju Air Dirawat di Seoul, Siap Diadopsi
Mengucap perpisahan, melangkah maju
Keluarga Yu-jin dimakamkan di sebuah permakaman di Naju, Provinsi Jeolla Selatan, pada 6 Januari. Di permakaman tersebut, Yu-jin memegang krisan putih dan menangis di atas peti mati mereka.
Meski diliputi kesedihan, dia mengingat ayat Alkitab favorit ibunya, ‘Kasihilah musuhmu; jika seseorang menampar pipi kananmu, berikan pipi kirimu juga’.
Ayat itu menghentikannya untuk meluapkan kemarahan kepada perwakilan Jeju Air yang datang ke pemakaman. Sebagai gantinya, ia mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada staf maskapai yang menghiburnya dan keluarga-keluarga yang sedang berduka.
"Saya tidak bisa menyalahkan mereka. Kepedulian tulus mereka membuat saya berharap Jeju Air bisa pulih, agar staf mereka tidak kehilangan pekerjaan,” katanya.
Saat Yu-jin kembali ke kehidupan sehari-harinya, dia menghadapi kenyataan yang menakutkan tentang ketidakhadiran keluarganya. "Saya takut menghadapi kekosongan yang mereka tinggalkan," akunya. Meski begitu, kehangatan dan kebaikan dari orang lain memberinya kekuatan.
"Melihat begitu banyak orang yang memberikan pelukan dan dukungan mengingatkan saya bahwa saya harus terus hidup,” ujarnya bertekad.(dwi)
Baca juga:
Kehilangan 9 Anggota Keluarga dalam Tragedi Jeju Air, Pudding Menanti Rumah Baru
Bagikan
Berita Terkait
Aji Mumpung Banget ini, Seoul Tawarkan Paket Wisata dengan Kelas Tari 'KPop Demon Hunters'

Indonesia U-23 Tertinggal di Babak Pertama, Gol Tunggal Korsel Dicetak Menit ke-6

Cara Ramah Pulau Jeju Ingatkan Wisatawan yang Bertingkah, tak ada Hukuman

Tergolong Senior, Ketua Federasi Woodball Korea Selatan Berumur 65 Tahun Turun Langsung di Asian Cup 2025, Sampaikan Pujian Penyelenggaraan di JSI Resort

Bill Gates bakal Jadi Bintang Tamu Acara Bincang-Bincang Korsel, 'You Quiz on the Block', Ngobrolin Yayasan Kemanusiaannya

Pakai Gambar Bendera Matahari Terbit, Oasis Hadapi Kecaman di Korea padahal Sebentar lagi Manggung di Seoul

Kim Nam-gil Bikin Proyek Kebudayaan, Ikut Rayakan HUT Kemerdekaan Ke-80 Korsel

Hadiah-Hadiah Mewah Mengantarkan Mantan Ibu Negara Korea Selatan Kim Keon-hee ke Penjara, enggak lagi Bisa Tampil Glamor

Mantan Ibu Negara Korea Selatan Kim Keon-hee Ditahan, Pertama dalam Sejarah Pasangan Mantan Presiden Dipenjara

Dikeluarkan dari Writers Guild of America, Park Chan-wook Bantah Langgar Aturan Organisasi
