Kontroversi Diksi Rakyat Jelata: Apa Sebenarnya Arti dan Makna Istilah Ini?

Jumat, 06 Desember 2024 - ImanK

MerahPutih.com - Pada tanggal 5 Desember 2024, Juru Bicara (Jubir) Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Adita Irawati meminta maaf setelah menggunakan istilah rakyat jelata dalam pernyataan terkait polemik Utusan Khusus Presiden Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah yang mengolok-olok seorang tukang es teh.

Adita menyatakan bahwa penggunaan diksi tersebut tidak disengaja dan mengakui bahwa kata tersebut kurang tepat digunakan.

Ia juga menambahkan bahwa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istilah "rakyat jelata" memiliki makna yang setara dengan "rakyat biasa".

Baca juga:

Apa Itu Gegar Otak: Ciri-Ciri, Penyebab, dan Perawatan yang Harus Diketahui

"Pada kesempatan ini, saya ingin menjelaskan terkait pernyataan saya yang sedang ramai jadi perbincangan publik. Saya memahami, diksi yang saya gunakan dianggap kurang tepat. Untuk itu, secara pribadi, saya memohon maaf atas kejadian ini yang sebabkan kontroversi terhadap masyarakat," ujar Adita dalam Instagram resmi Kantor Komunikasi Kepresidenan, dikutip Jumat (5/12/2024).

Pengertian Rakyat Jelata Menurut KBBI

Menurut KBBI, rakyat jelata diartikan sebagai "bukan bangsawan atau hartawan" atau dapat pula berarti "rakyat biasa".

Istilah ini merujuk pada kelompok masyarakat yang tidak termasuk dalam golongan elit atau kelas atas.

Orang-orang yang disebut sebagai rakyat jelata secara umumnya juga erat dikaitkan dengan yang memiliki penghasilan terbatas dan akses yang lebih rendah terhadap sumber daya, kekuasaan, atau fasilitas dibandingkan dengan kalangan atas atau berkuasa.

Baca juga:

Apa Itu Gamon? Tren Bahasa Gaul yang Viral di Media Sosial

Makna Rakyat Jelata dalam Konteks Sosial dan Politik

Dalam konteks sosial dan politik, istilah ini sering kali digunakan untuk menggambarkan adanya kesenjangan antara kelompok masyarakat yang lebih rendah dan golongan yang memiliki kekuasaan atau kekayaan lebih banyak.

Istilah rakyat jelata mencerminkan posisi sosial yang lebih rendah dalam struktur masyarakat, yang sering kali menjadi fokus pembahasan dalam diskusi terkait ketidaksetaraan sosial dan ekonomi.

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan