Aman Kontrol Gula Darah di Masa Pandemi
Senin, 22 November 2021 -
DALAM dua tahun terakhir ini, dunia kesehatan Indonesia dihadapkan pada berbagai tantangan. Mulai dari kondisi pandemi hingga semakin meningkatnya prevalensi diabetes.
Berdasarkan data International Diabetes Federation tahun 2020, jumlah penyandang diabetes terus meningkat di berbagai negara di dunia, termasuk di Indonesia. Prevalensi diabetes di Indonesia mencapai 6,2 persen dengan 10,681,400 kasus. Bahkan, menurut penelitian terbaru yang dilakukan tim penanggulangan COVID-19 di Indonesia, angka kematian pada pasien diabetes yang terinfeksi COVID-19 lebih tinggi 8,3 kali lipat daripada masyarakat yang tidak menyandang diabetes.
BACA JUGA:
Bagi para penyandang diabetes (diabetesi) kondisi tersebut tentu begitu rumit. Hal tersebut karena pengawasan terhadap gula darah semakin sulit seiring dengan berbagai pembatasan sosial. Kondisi pandemi dengan berbagai pembatasan aktivitas membuat kegiatan penanganan diabetes secara kolektif yang biasa dipusatkan di rumah sakit mengalami hambatan. Selain itu, kondisi diabetesi yang ada di rumah saja membuat mereka lebih sulit mengontrol gula darah dan menjaga pola makan. Fluktuasi level gula darah bisa mengakibatkan imunitas tubuh menjadi lemah dan mudah terpapar virus. Diabetesi menjadi kelompok yang sangat rentan terinfeksi COVID-19. Oleh karena itu, penting sekali untuk mencegah risiko komplikasi COVID-19 pada diabetesi dan menurunkan angka kematiannya.

Ketua Umum Perkeni Prof Dr dr Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD memaparkan bahwa kematian akibat diabetes menjadi penyebab kematian nomor 3 di dunia, sehingga penyakit diabetes membutuhkan perhatian dari seluruh elemen masyarakat. “Diabetes bukan penyakit yang ringan, namun penyakit yang mematikan atau penyakit katastrofik,” ujar Ketut.
Ketut mengharuskan penyandang diabetes membutuhkan pelayanan kesehatan yang optimal untuk mengontrol gula darah mereka. “Apalagi, saat ini kita masih masa pandemi. COVID-19 sendiri merupakan penyakit yang lebih sering menyerang pasien diabetes, sehingga mereka diwajibkan dan diprioritaskan untuk mendapatkan vaksin karena dapat mencegah infeksi akibat terpapar COVID-19 dan mencegah penyakit menjadi lebih parah,” lanjut Ketut.
Senada dengan Ketut, Ketua PB PERSADIA Dr dr Sony Wibisono, Sp.PD-KEMD, FINASIM juga menegaskan penyandang diabetes sangat rentan terkena infeksi virus. Menurutnya, kerentanan ini dapat dicegah dengan menjaga protokol kesehatan secara disiplin dan menjaga kondisi kesehatan. "Selain menjaga protokol kesehatan, penyandang diabetes berhak mendapat dukungan, tidak hanya dari diri sendiri, tetapi juga dari edukator, keluarga, dokter, dan elemen lainnya,” ujar Sony.
Selain itu, Sony juga menekankan pentingnya penanganan diabetes yang tepat untuk mencegah terjadinya komplikasi. “Diet 3J yaitu jumlah kalori yang dikonsumsi tiap hari, jadwal makan, dan jenis makanan yang dikonsumsi perlu terus diperhatikan oleh penyandang diabetes. Penyandang diabetes juga harus olahraga 30 menit sehari, terapi obat minum dan suntik, serta mendapatkan penyuluhan yang memadai,“ lanjut Sony.
Pengendalian diabetes masih perlu menjadi kepedulian masyarakat Indonesia karena diabetes bisa menyebabkan komplikasi yang memengaruhi kualitas hidup diabetesi dan berisiko menyebabkan kematian.
Upaya kontrol gula darah juga coba dilakukan oleh berbagai pihak salah satunya Diabetasol. “Bekerja sama dengan tim dokter spesialis, nutrisionis, dan dietisien di berbagai kota, kali ini Diabetasol mengajak masyarakat melakukan kontrol gula darah secara mandiri di tengah kondisi pandemi. Cara mengontrol gula darah yang ingin kami sampaikan dalam seri edukasi daring ini bisa dilakukan dengan mudah meskipun di tengah pandemi," ujar Director of Special Needs and Healthy Lifestyle Nutrition KALBE Nutritionals Tunghadi Indra.(avia)