Klarifikasi CEO Bukalapak soal 'Presiden Baru'
Jumat, 15 Februari 2019 -
MerahPutih.com - Keramaian terjadi di media sosial setelah CEO Bukalapak Achmad Zaky menuliskan sebuah kalimat yang dianggap menyudutkan Presiden Jokowi di Twitter.
Dalam cuitannya, Zaky membahas soal dana riset industri 4.0 yang menempatkan Indonesia berada di posisi ke-43. Tetapi, persoalan yang disorot netizen adalah tulisan "mudah2an presiden baru bisa naikin" di bagian bawah.

Netizen menilai pernyataan Zaky sangat berbau politis. Kemudian, ramai-ramai mereka membuat kampanye #uninstallbukalapak. Sampai saat ini, #uninstallbukalapak sudah tembus lebih dari 4.000 tweet dan menjadi trending topic kedua di Indonesia.
Mendapati cuitannya menjadi kontroversial, Zaky membuat klarifikasi melalui akun Twitter. Ia meminta maaf apabila tulisannya membuat banyak pihak tidak berkenan.
Bangun2 viral tweet saya gara2 "presiden baru" maksudnya siapapun, bisa Pak Jokowi juga. Jangan diplintir ya :) lets fight for innovation budget
— Achmad Zaky (@achmadzaky) February 14, 2019
Tujuan dari tweet saya adalah menyampaikan fakta bahwa dalam 20 sampai 50 tahun ke depan, kita perlu investasi di riset dan SDM kelas tinggi. Jangan sampai kalah sama negara2 lain.
— Achmad Zaky (@achmadzaky) February 14, 2019
Kebijakan serta dukungan Pemerintah Indonesia selama ini sangat menyemangati kami. Semoga ke depannya industri teknologi atau industri berbasis pengetahuan semakin maju.
— Achmad Zaky (@achmadzaky) February 14, 2019
Kebijakan serta dukungan Pemerintah Indonesia selama ini sangat menyemangati kami. Semoga ke depannya industri teknologi atau industri berbasis pengetahuan semakin maju.
— Achmad Zaky (@achmadzaky) February 14, 2019
"Buat pendukung pak Jokowi, mohon maaf jika ada yg kurang sesuai kata2 saya ???????????? jadi misperception. Saya kenal Pak Jokowi orang baik. Bahkan sudah saya anggap seperti Ayah sendiri (sama2 orang solo). Kemarin juga hadir di HUT kami. Tidak ada niat buruk tentunya dari tweet saya," ujarnya.
"Saya apresiasi sekali concern masyarakat twitter soal isu R&D ini. Tanda kalau kita ga kalah pinter. R&D adalah single pembeda negara maju dan miskin. Kalau ga kuat di R&D, kita akan perang harga terus. Negara maju masuk di perang inovasi. Negara miskin masuk di perang harga," tegasnya.