Ketika Konflik Perbatasan India-China Memanas Setelah Trump Dilantik Jadi Presiden AS
Senin, 06 Januari 2025 -
MerahPutih.com - Konflik perbatasan antara India dan China kembali memanas setelah negara yang dipimpin oleh Presiden Xi Jinping itu mengumumkan pembentukan kabupaten baru yang mencakup wilayah yang dipersengketakan di Ladakh.
India langsung bereaksi dengan protes publik, menegaskan bahwa New Delhi tidak pernah menerima pendudukan ilegal China di wilayah tersebut, demikian seperti dilansir laman Aljazeera, Senin (6/1).
Menurut juru bicara Kementerian Luar Negeri India, Randhir Jaiswal, China tidak memiliki legitimasi atas klaim wilayahnya. Konflik ini memperburuk hubungan antara kedua negara yang telah berlangsung sejak 2020.
Analis memprediksi bahwa hubungan India-China akan diuji lagi dengan inagurasi Presiden AS terpilih Donald Trump pada 20 Januari. Trump sebelumnya telah meluncurkan perang dagang dengan China dan mengancam tarif 100 persen atas impor dari China.
Baca juga:
Namun, Trump walau telah memuji Perdana Menteri India Narendra Modi sebagai orang baik dan mengancam tarif terhadap India.
Kekhawatiran muncul di kalangan komunitas strategis India mengenai kebijakan Trump yang tidak konsisten terhadap China, terutama karena peran penting China dalam kepentingan bisnis sekutu Trump, Elon Musk.
“Ada dua bahaya bagi India di masa jabatan kedua [Trump],” kata Christopher Clary, peneliti nonresiden di Stimson Center dan profesor madya ilmu politik di University of Albany.
Menurut Clary, Trump dan timnya mungkin lebih agresif daripada preferensi New Delhi, terutama pada arus perdagangan dan investasi yang memaksa India untuk membuat pilihan yang tidak ingin dilakukannya.
Baca juga:
Alasan Donald Trump Minta Undang-Undang Pelarangan TikTok di AS Dihentikan Sementara
"Atau, [tim Trump] mungkin mencoba membuat kesepakatan besar dengan China untuk memoles kredibilitasnya sebagai pembuat kesepakatan utama. Itu akan membuat India terpuruk," tutupnya. (ikh)