Ketahui Gangguan Kesehatan yang Muncul Akibat Polusi Udara
Sabtu, 23 September 2023 -
BAHAYA polusi udara masih mengintai kita. Polusi udara adalah terkontaminasinya udara oleh zat yang berbahaya, dan dapat menyebabkan masalah kesehatan baik bagi manusia maupun makhluk hidup lainnya.
Khususnya di Jakarta, tingkat kadar polusi udara masih naik turun. Penyebab polusi udara amat beragam. Adapun penyebab polusi udara adalah menumpuknya partikel debu atau asap dari kendaraan bermotor, senyawa sulfur dioksida (hasil pembakaran bahan bakar), hingga partikel ozon yang berlebihan di permukaan Bumi.
Baca Juga:

Akibatnya, bahaya polusi udara pun terasa menakutkan. Polusi udara dapat menyebabkan kerusakan pada paru-paru, jantung, bahkan meningkatkan risiko gangguan kehamilan pada ibu hamil. Namun tak hanya itu, bahaya polusi udara juga bisa berdampak pada organ tubuh lain, melansir dari laman Siloam Hospital, berikut masing-masing penjelasannya.
Gangguan mata
Efek polusi udara bagi kesehatan salah satunya berpengaruh pada mata. Karena, mata mudah terpapar polusi udara. Pada akhirnya menyebabkan masalah seperti konjungtivitis, sindrom mata kering, bahkan glaukoma.
Mencegah terjadi hal ini, sebaiknya kamu gunakan kacamata atau pelindung mata ketika menjalani aktivitas di luar ruangan, terutama di lingkungan dengan kualitas udara yang buruk. Jika memiliki mata yang sensitif, usahakan untuk selalu menyediakan obat tetes mata dan hindari menyentuh mata terlalu sering.
Batuk
Polusi udara dapat menyebabkan gangguan pernapasan. Memicu beberapa masalah kesehatan seperti mengi, pilek, sesak napas, batuk-batuk, dan napas pendek. Batuk terjadi karena adanya polutan yang masuk ke dalam sistem pernapasan bagian atas. Sehingga memicu respon tubuh untuk mengeluarkan partikel tersebut.
Penyakit asma
Asma merupakan peradangan paru kronis yang dapat mengakibatkan saluran napas menyempit. Maka sering menimbulkan rasa sesak pada dada, mengi, dan batuk-batuk. Kualitas udara yang buruk dapat menyebabkan serangan asma lebih sering terjadi. Kondisi ini terbilang cukup serius, karena jika tidak segera diatasi dapat berakibat fatal bahkan menyebabkan kematian.
Baca Juga:

Kanker paru-paru
Walau selalu dikaitkan dengan kebiasaan merokok, kanker paru-paru juga menjadi salah satu dampak polusi udara yang perlu diwaspadai. Hal ini bisa terjadi akibat paparan debu dan partikel ozon yang terkandung dalam polusi udara yang terjadi secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama.
PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik)
PPOK merupakan jenis penyakit paru kronis yang disebabkan oleh penyempitan saluran napas dalam jangka panjang. PPOK bisa terjadi akibat tubuh sering menghirup polutan serta asap rokok secara terus-menerus.
Meskipun memiliki gejala yang mirip, PPOK dan asma adalah dua kondisi yang berbeda. Asma adalah obstruksi saluran pernapasan yang bersifat reversibel, menyebabkan mengi, dan sensasi terikat di dada. Sedangkan PPOK bersifat progresif dan irreversibel, gejala bersifat konstan berupa sesak napas, dan batuk yang disertai dahak.
Penyakit kardiovaskular
Selain menyebabkan masalah pada paru-paru, meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular juga menjadi salah satu bahaya polusi udara yang jarang disadari. Hal ini terjadi karena polutan yang dihirup oleh tubuh bisa masuk ke aliran darah melalui jantung dan paru-paru, kemudian merusak pembuluh darah sehingga membuatnya menjadi lebih keras dan sempit. Akibatnya, risiko penyakit jantung dan pembuluh darah pun akan meningkat.
Kelahiran bayi prematur
Kualitas udara yang buruk juga perlu diwaspadai oleh ibu hamil. Pasalnya, paparan polusi udara dapat mengakibatkan berbagai masalah kehamilan mulai dari lahirnya bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), kelahiran prematur, terhambatnya perkembangan paru-paru janin, hingga kematian.
Hal ini bisa terjadi karena partikel udara yang buruk dapat mengendap di plasenta janin. Karena itu, ibu hamil sebaiknya menggunakan masker saat melakukan aktivitas di luar rumah untuk mencegah menghirup polutan.
Kanker kulit
Bahaya polusi udara berikutnya adalah meningkatnya risiko kanker kulit. Pasalnya, senyawa berbahaya yang terkandung dalam polusi udara dapat terserap oleh kulit. Apabila hal ini berlangsung dalam waktu yang lama, risiko terjadinya kanker kulit bisa semakin besar. Kondisi ini dapat diperparah dengan adanya paparan sinar UV setiap hari saat berada di luar ruangan. (dgs)
Baca Juga: