Polusi Udara Masih Membungkus Jakarta


Jakarta masih menempati urutan teratas dalam daftar kota utama dunia dengan kualitas udara terburuk. (MP/Suryo)
BULAN Agustus 2023 penduduk Jakarta dibungkus kabut asap yang tebal. Kemudian Kota Jakarta dinobatkan sebagai kota paling terpolusi di dunia oleh perusahaan teknologi data asal Swiss, IQAir. Lonjakan polusi udara pada bulan Juni, Juli, dan Agustus merupakan hal yang sebenarnya terjadi di Jakarta. Hal ini disebabkan karena datangnya musim kemarau, mengikuti pola musim.
Panjangnya musim kemarau membuat kurangnya kelembaban di atmosfer, dan kondisi meteorologi lainnya dikombinasikan dengan emisi yang tinggi. Seperti dilansir oleh Wri Indonesia, berikut adalah beberapa hal yang perlu kamu ketahui tentang polusi udara Jakarta. Penyebab alami, dan ulah manusia, dampaknya terhadap kesehatan, hingga yang bisa dilakukan untuk mengurangi polusi udara.
Baca Juga:

Cuaca
Pola cuaca mendorong lonjakan polusi. Menurut data tahun 2019 hingga 2021 menunjukkan bahwa suhu yang lebih panas dan kurangnya curah hujan. Meningkatnya sinar matahari dan kecepatan angin yang rendah adalah faktor-faktor yang meningkatkan polusi udara di atmosfer sekitar Jakarta selama bulan-bulan yang lebih kering. Rendahnya kelembaban dan kurangnya angin menyebabkan penumpukan karbon hitam yang berasal dari dari pembakaran bahan bakar fosil, batu bara, dan pembakaran sampah.
El Nino
El Nino memperburuk dampak cuaca terhadap polusi udara. Pada bulan Juni 2023, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan bahwa El Nino, yang di masa lalu telah menurunkan intensitas curah hujan dan menyebabkan musim kemarau yang lebih panjang. Menurut studi, untuk mencapai hasil maksimal menghilangkan polusi dari curah hujan, butuh minimal lima milimeter hujan agar dapat membuat kelembaban dan menyapu partikel halus polusi yang ada.
Emisi
Selain musim kemarau berkepanjangan polusi juga disebabkan oleh emisi yang tinggi. Ini menyebabkan titik polusi di Jabodetabek dan Jawa Timur. Menurut Sistem prakiraan Global Near-Real-Time Copernicus Atmosphere Monitoring Service (CAMS), hampir setiap hari di wilayah Metropolitan Jakarta dan sekitarnya dan di sisi timur Pulau Jawa di Surabaya, dianggap masyarakat hidup di kondisi udara yang tidak sehat. Ini mengindikasi bahwa sebagian besar udara kotor yang dihirup oleh masyarakat daerah Jabodetabek dan Jawa Timur, dihasilkan dari knalpot kendaraan bermotor, dan pembangkit listrik di wilayah Jabodetabek.
Baca Juga:

Kendaraan bermotor
Transportasi menjadi sumber polusi lokal yang terjadi di Jakarta. Setiap hari, sekitar 10 juta komuter dari kota-kota satelit memasuki kota Jakarta. Pada tahun 2018, terdapat 20 juta kendaraan bermotor di Jakarta, termasuk 13 juta sepeda motor. Angka tersebut terus bertambah dengan laju lima persen per tahun. Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta mengakui, kontribusi besar transportasi pribadi terhadap polusi udara Jakarta. Sektor transportasi di Jakarta menyumbang sekitar 67 persen polusi udara, dan untuk kendaraan besar menyumbang 84 persen emisi karbon hitam.
Kesehatan
Polusi udara berdampak langsung pada kesehatan penduduk Jakarta. Studi pada tahun 2023 menemukan bahwa ada lebih dari tujuh ribu anak terkena dampak ini. Lalu lebih dari 10 ribu kematian dan lebih dari lima ribu anak dirawat inap. Studi yang sama juga menjelaskan bahwa kerugian ekonomi akibat penyakit yang berhubungan dengan polusi mencapai sekitar dua persen dari PDB provinsi Jakarta. Selain kematian, ada pula kerugian pada ibu hamil atau pun bayi yang ditimbulkan oleh polusi udara Jakarta, yaitu lahir bayi prematur, berat badan lahir rendah, dan kematian pada bayi.
Penanggulangan
Lalu bagaimana cara mengurangi polusi yang ada di kota Jakarta? Upaya yang dilakukan oleh pemerintah sudah tepat, Presiden Joko Widodo mengadakan rapat kabinet dengan para menteri dan pemimpin daerah, untuk menyepakati solusi jangka pendek dan jangka panjang. Lalu langkah darurat sudah diambil termasuk penyemprotan air dari gedung-gedung tinggi, menutup pabrik arang yang dianggap jadi sumber polusi Jakarta Timur, dan mengurangi emisi kendaraan juga diprioritaskan untuk segera dilakukan.
Untuk jangka panjang, pemerintah juga telah berinvestasi pada transportasi umum, yang bertujuan untuk menghubungkan kota dengan menambahkan rute-rute baru pada jaringan transportasi. Untuk mendorong penggunaan angkutan umum, dan layanan mikrobus yang beroperasi di jalan-jalan.
Inisiatif dan kebijakan pemerintah provinsi dengan melakukan perluasan angkutan massal, memainkan peran penting dalam membentuk lanskap transportasi yang lebih besar dan mengatasi polusi udara di Jakarta. Kunci utamanya masyarakat juga harus turut membantu mewujudkan strategi yang sudah dirancang, agar bisa hidup nyaman dengan kualitas udara yang baik. (zvw)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke

Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
