Pengaruh Polusi pada Kesehatan Kulit


Polusi sebagai salah satu faktor risiko terjadinya kelainan kulit. (Foto: freepik/freepik)
POLUSI udara berperan sebagai penyebab penyakit kulit yang paling umum kita alami. Jerawat, hiperpigmentasi, dermatitis atopik, dan psoriasis terbukti dipengaruhi oleh polusi udara.
Karena kondisi di Indonesia saat ini masih belum bebas polusi udara, maka penting untuk kamu mengetahui dan menambahkan fakta bahwa polusi sebagai salah satu faktor risiko terjadinya kelainan kulit.
Baca Juga:
Lindungi Kulit dari Paparan Polusi, Pakai Sunscreen SPF 30 atau 50?
Melansir dari laman PubMed Central, polusi udara merupakan hasil dari kontaminasi lingkungan luar (ambien) dan dalam ruangan (rumah tangga) oleh zat kimia, fisik, atau biologis apa pun yang mengubah karakteristik alami pada atmosfer. Sekitar 90 persen dari populasi dunia mengalami polusi setiap hari.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2019, menyatakan bahwa polusi udara menjadi risiko kesehatan lingkungan terbesar bagi manusia. Bahkan, WHO menilai faktor polusi udara inilah yang menyebabkan kematian lebih dari 7 juta orang sebelum waktunya setiap tahunnya.

Polusi udara memengaruhi banyak sistem organ seperti sistem kardiovaskular, paru, saraf pusat, reproduksi, dan sistem integumen. Dalam penelitian dikutip dari PubMed Central, terdapat bukti yang menghubungkan gangguan kulit dan kesehatan tertentu dengan polusi udara.
Polutan udara masuk ke kulit melalui nanopartikel dan menghasilkan kuinon, yaitu bahan kimia daur redoks yang menghasilkan spesies oksigen reaktif (ROS). Peningkatan jumlah ROS dan radikal bebas di dalam sel dan mitokondrianya mengatasi pertahanan antioksidan bawaan kulit, termasuk penipisan enzimatik (glutathione peroksidase, glutathione reduktase, superoksida dismutase, dan katalase) dan nonenzimatik (vitamin E, vitamin C, dan glutathione) kapasitas antioksidan.
Baca Juga:
Sunscreen dengan Teknologi Filter UV Efektif Melindungi Paparan UVA
Paparan berulang-ulang dan sering terhadap polutan-polutan tingkat tinggi ini mungkin mempunyai efek buruk pada kulit, yang mencakup hubungan dengan atau menyebabkan penuaan dini, kerusakan akibat cahaya, solar lentigines, melasma, dan peningkatan insiden dermatitis atopik, psoriasis, kanker kulit, dan jerawat.
Kamu harus tahu, ada dua cara polusi menembus kulit. Pertama, transepidermal dan penyerapan melalui folikel rambut dan saluran keringat. Rute transepidermal dapat dibagi menjadi rute antar sel yang lebih pendek, transeluler dan yang lebih panjang untuk penetrasi senyawa hidrofilik dan lipofilik.
Cara kedua, penyerapan melalui folikel rambut dan saluran keringat merupakan jalur terpendek. Meskipun struktur adneksa kulit berjumlah 0,1 persen dari total luas permukaan kulit 18.000 cm², struktur tersebut unggul sebagai jalur penetrasi perkutan.
Penyerapan melalui kulit bergantung pada pengendapan zat berbahaya pada permukaan kulit, komposisi dan sifat fisik lipid epidermis seseorang, serta difusi melalui epidermis ke pembuluh darah. Selain itu, beberapa kelompok kimia utama yang diketahui menimbulkan masalah kesehatan melalui penyerapan perkutan adalah pestisida, pelarut, merkuri, isosianat, bifenil poliklorinasi, akrilat, dan PAH (hidrokarbon aromatik polisiklik).

Radiasi UV, sebuah polutan “fisik”, dianggap sebagai faktor penyebab sebagian besar kanker kulit pada manusia. Genotoksisitas sinar UV telah terdokumentasi dengan baik dan efek karsinogeniknya terlihat jelas secara in vivo pada manusia.
Beberapa penelitian epidemiologi menggambarkan sifat karsinogenisitas polutan tertentu seperti arsenik atau timbal pada kulit. Namun, sebagian besar bukti mengenai peran polutan dalam kanker kulit berasal dari penelitian pada hewan.
Polusi juga terbukti memainkan peran penyebab yang semakin besar terhadap penyakit kulit yang paling umum kita alami. Jerawat, hiperpigmentasi, dermatitis atopik, dan psoriasis terbukti dipengaruhi oleh polusi udara. Penting untuk menambahkan polusi sebagai faktor risiko kelainan kulit ini dan mengadakan diskusi mengenai mitigasi dampak negatifnya terhadap seseorang. (dgs)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas

Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet

The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati

DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera

[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
![[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat](https://img.merahputih.com/media/dd/9e/b5/dd9eb5a1bf5cdc532052d7f541d290b4_182x135.png)
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan

Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga

Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak

Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas

Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
