Kesehatan

Pengaruh Polusi pada Kesehatan Kulit

Ikhsan Aryo DigdoIkhsan Aryo Digdo - Rabu, 13 September 2023
Pengaruh Polusi pada Kesehatan Kulit

Polusi sebagai salah satu faktor risiko terjadinya kelainan kulit. (Foto: freepik/freepik)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

POLUSI udara berperan sebagai penyebab penyakit kulit yang paling umum kita alami. Jerawat, hiperpigmentasi, dermatitis atopik, dan psoriasis terbukti dipengaruhi oleh polusi udara.

Karena kondisi di Indonesia saat ini masih belum bebas polusi udara, maka penting untuk kamu mengetahui dan menambahkan fakta bahwa polusi sebagai salah satu faktor risiko terjadinya kelainan kulit.

Baca Juga:

Lindungi Kulit dari Paparan Polusi, Pakai Sunscreen SPF 30 atau 50?

Melansir dari laman PubMed Central, polusi udara merupakan hasil dari kontaminasi lingkungan luar (ambien) dan dalam ruangan (rumah tangga) oleh zat kimia, fisik, atau biologis apa pun yang mengubah karakteristik alami pada atmosfer. Sekitar 90 persen dari populasi dunia mengalami polusi setiap hari.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2019, menyatakan bahwa polusi udara menjadi risiko kesehatan lingkungan terbesar bagi manusia. Bahkan, WHO menilai faktor polusi udara inilah yang menyebabkan kematian lebih dari 7 juta orang sebelum waktunya setiap tahunnya.

Polusi udara merupakan hasil dari kontaminasi lingkungan luar (ambien) dan dalam ruangan (rumah tangga) oleh zat kimia, fisik, atau biologis apa pun yang mengubah karakteristik alami pada atmosfer. (Foto: freepik/wirestock)

Polusi udara memengaruhi banyak sistem organ seperti sistem kardiovaskular, paru, saraf pusat, reproduksi, dan sistem integumen. Dalam penelitian dikutip dari PubMed Central, terdapat bukti yang menghubungkan gangguan kulit dan kesehatan tertentu dengan polusi udara.

Polutan udara masuk ke kulit melalui nanopartikel dan menghasilkan kuinon, yaitu bahan kimia daur redoks yang menghasilkan spesies oksigen reaktif (ROS). Peningkatan jumlah ROS dan radikal bebas di dalam sel dan mitokondrianya mengatasi pertahanan antioksidan bawaan kulit, termasuk penipisan enzimatik (glutathione peroksidase, glutathione reduktase, superoksida dismutase, dan katalase) dan nonenzimatik (vitamin E, vitamin C, dan glutathione) kapasitas antioksidan.

Baca Juga:

Sunscreen dengan Teknologi Filter UV Efektif Melindungi Paparan UVA

Paparan berulang-ulang dan sering terhadap polutan-polutan tingkat tinggi ini mungkin mempunyai efek buruk pada kulit, yang mencakup hubungan dengan atau menyebabkan penuaan dini, kerusakan akibat cahaya, solar lentigines, melasma, dan peningkatan insiden dermatitis atopik, psoriasis, kanker kulit, dan jerawat.

Kamu harus tahu, ada dua cara polusi menembus kulit. Pertama, transepidermal dan penyerapan melalui folikel rambut dan saluran keringat. Rute transepidermal dapat dibagi menjadi rute antar sel yang lebih pendek, transeluler dan yang lebih panjang untuk penetrasi senyawa hidrofilik dan lipofilik.

Cara kedua, penyerapan melalui folikel rambut dan saluran keringat merupakan jalur terpendek. Meskipun struktur adneksa kulit berjumlah 0,1 persen dari total luas permukaan kulit 18.000 cm², struktur tersebut unggul sebagai jalur penetrasi perkutan.

Penyerapan melalui kulit bergantung pada pengendapan zat berbahaya pada permukaan kulit, komposisi dan sifat fisik lipid epidermis seseorang, serta difusi melalui epidermis ke pembuluh darah. Selain itu, beberapa kelompok kimia utama yang diketahui menimbulkan masalah kesehatan melalui penyerapan perkutan adalah pestisida, pelarut, merkuri, isosianat, bifenil poliklorinasi, akrilat, dan PAH (hidrokarbon aromatik polisiklik).

Paparan berulang-ulang dan sering terhadap polutan-polutan tingkat tinggi ini mungkin mempunyai efek buruk pada kulit salah satunya melasma. (Foto: freepik/freepik)

Radiasi UV, sebuah polutan “fisik”, dianggap sebagai faktor penyebab sebagian besar kanker kulit pada manusia. Genotoksisitas sinar UV telah terdokumentasi dengan baik dan efek karsinogeniknya terlihat jelas secara in vivo pada manusia.

Beberapa penelitian epidemiologi menggambarkan sifat karsinogenisitas polutan tertentu seperti arsenik atau timbal pada kulit. Namun, sebagian besar bukti mengenai peran polutan dalam kanker kulit berasal dari penelitian pada hewan.

Polusi juga terbukti memainkan peran penyebab yang semakin besar terhadap penyakit kulit yang paling umum kita alami. Jerawat, hiperpigmentasi, dermatitis atopik, dan psoriasis terbukti dipengaruhi oleh polusi udara. Penting untuk menambahkan polusi sebagai faktor risiko kelainan kulit ini dan mengadakan diskusi mengenai mitigasi dampak negatifnya terhadap seseorang. (dgs)

Baca Juga:

Teknologi Menganalisis Jerawat dengan 3 Langkah

#Kesehatan #September Sebangsa Seudara
Bagikan
Ditulis Oleh

Ikhsan Aryo Digdo

Learner.

Berita Terkait

Indonesia
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
Diharapkan mempermudah para pengguna moda transportasi publik, komuter, pekerja, dan warga sekitar dalam mengakses layanan kesehatan yang cepat, nyaman, dan profesional.
Dwi Astarini - Rabu, 22 Oktober 2025
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
ShowBiz
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Konsumsi suplemen zat besi sejak dini penting bagi perempuan.
Dwi Astarini - Selasa, 14 Oktober 2025
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Lifestyle
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Hanya dengan 15 menit 9 detik gerakan sederhana setiap hari, partisipan mengalami peningkatan suasana hati 21 persen lebih tinggi jika dibandingkan ikut wellness retreat.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Indonesia
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Penonaktifan itu dilakukan BPJS Kesehatan karena Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan menunggak pembayaran iuran sebesar Rp 41 miliar.
Dwi Astarini - Jumat, 10 Oktober 2025
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Terlalu sering mengonsumsi mi instan bisa membuat usus tersumbat akibat cacing. Namun, apakah informasi ini benar?
Soffi Amira - Rabu, 08 Oktober 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Indonesia
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Posyandu Ramah Kesehatan Jiwa diperkuat untuk mewujudkan generasi yang sehat fisik dan mental.
Dwi Astarini - Senin, 06 Oktober 2025
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Indonesia
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Langkah ini merupakan bagian dari agenda besar pemerintah dalam memperkuat jaring pengaman sosial, terutama bagi masyarakat rentan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 02 Oktober 2025
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Fun
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia memiliki kadar kolesterol tinggi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 30 September 2025
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Indonesia
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Peredaran rokok ilegal dinilai sangat mengganggu. Sebab, peredarannya bisa merugikan negara hingga merusak kesehatan masyarakat.
Soffi Amira - Kamis, 25 September 2025
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Bagikan