Kesembuhan Warga DKI dari COVID-19 Dekati 100 Persen

Minggu, 27 Maret 2022 - Mula Akmal

MerahPutih.com- Warga DKI Jakarta harus berbangga. Pasalnya, tingkat kesembuhan pasien COVID-19 di Jakarta terus mengalami tren kenaikan.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta per Sabtu (26/3) total ada 1.210.332 orang yang sembuh. Dengan tingkat kesembuhan mencapai 98,1 persen.

Baca Juga:

Bangkok Seafood Delight Hadirkan Cita Rasa Thailand-Indonesia

Sehari sebelumnya, Jumat (25/3) terhitung 1.208.909 pasien COVID-19 di Jakarta telah sembuh dengan tingkat kesembuhan mencapai 98 persen.

Lalu, kabar baik lainnya, kasus harian COVID-19 di Jakarta mengalami penurunan dalam beberapa hari ini.

Per Sabtu (26/3) ada tercatat ada 796 kasus.

Jumlah tersebut turun dibanding Jumat (25/3) ada 890 kasus harian COVID-19 yang dilaporkan.

Tidak hanya kasus harian, kasus aktif COVID-19 di Jakarta juga turut mengalami penurunan sejumlah 632 kasus. Sehingga jumlah kasus aktif kini sebanyak 8.744.

Begitu juga dengan persentase kasus positif COVID-19 atau positivity rate sepekan terakhir di Provinsi DKI Jakarta sebesar 6,7 persen.

Angka tersebut turun dibanding sehari sebelumnya Jumat (25/3) dengan 7,1 persen.

Sementara itu, seiring makin melandainya COVID-19, Indonesia diprediksi segera bersiap untuk memasuki fase endemi.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga sempat mengungkapkan bahwa pemerintah telah menyiapkan roadmap transisi ke masa endemi.

Salah satu kriteria lainnya juga untuk memiliki aplikasi PeduliLindungi.

Sedang dikembangkan vaksin booster untuk corona yang juga memberikan perlindungan untuk flu dan RSV. (Foto: Freepik)
Sedang dikembangkan vaksin booster untuk corona yang juga memberikan perlindungan untuk flu dan RSV. (Foto: Freepik)

Namun, ada kemungkinan bahwa, nantinya saat telah memasuki fase endemi, aplikasi itu sudah tidak diperlukan lagi.

"Jadi, PeduliLindungi akan bermetamorfosis setelah kemudian antigen tidak lagi dipakai di [misal] pesawat. Terus kemudian, nanti bagaimana nasib PeduliLindungi ini akan menjadi CitizenHealth App," terang Setiaji, Chief of Digital Transformation Office Kementerian Kesehatan (DTO Kemenkes), di acara Health Innovation Sprint Accelerator 2022 Demo Day, Jakarta, Kamis (24/3).

Aplikasi pengganti ini-yang sekarang masih diberikan nama CitizenHealth-merupakan sebuah platform terintegrasi sebagai penyimpanan data kesehatan pribadi yang lengkap yang dapat diakses oleh seluruh masyarakat Indonesia.

Sementara ini, aplikasi ini ditargetkan untuk diluncurkan di akhir Juni 2022.

Setiaji menjawab dengan optimistis bahwa masyarakat akan menggunakan aplikasi ini karena data kesehatan seseorang merupakan sebuah kepentingan dasar manusia yang vital.

Selain karena aplikasi ini tidak dipungut biaya, adanya data kesehatan pribadi di aplikasi ini dapat memudahkan masyarakat untuk berobat.(knu)

Baca Juga:

Tepatkah Pemakaian Istilah 'Penyintas Kanker'?

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan