Kepala BIN Sebut Mudik Terkendali Jadi Barometer Pandemi Menuju Endemi

Sabtu, 30 April 2022 - Andika Pratama

MerahPutih.com - Aktivitas mudik pada Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah kembali diizinkan seiring dengan menurunnya kasus COVID-19 di Indonesia.

Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan menyatakan, keberhasilan pengendalian pandemi COVID-19 selama masa mudik Lebaran 2022 menjadi salah satu indikator untuk menuju penetapan pandemi sebagai endemi.

Baca Juga

35.100 Pemudik Tinggalkan Jakarta dari Stasiun Pasar Senen dan Gambir

Dia mengatakan, pelonggaran mudik tahun ini pada dasarnya juga merupakan bagian dari relaksasi gradual yang sudah diatur pemerintah. Acuannya, berdasarkan semua indikator penanganan pandemi.

Menurut Budi Gunawan, bila tradisi mudik kali ini berlangsung sesuai skenario pengendalian pandemi, maka Indonesia telah dianggap oleh pemerintah melampaui satu barometer untuk segera menuju endemi. Sehingga pelonggaran lanjutan akan diterapkan.

“Seperti kata Presiden Jokowi, pelonggaran gradual selanjutnya bisa saja diterapkan. Namun, sekali lagi, ini semua butuh kerjasama kita semua. Mari bersama kita lewati setiap tahapan pra kondisi transisi pandemi menuju endemi dengan cermat dan hati-hati,” ucap Budi dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu (30/4).

Dia berujar, pelonggaran-pelonggaran ini tidak terlepas dari cukup tingginya angka vaksinasi nasional dan penurunan drastis kasus COVID-19.

Baca Juga

Korlantas Polri: Tren Mudik 2022 Mulai Maghrib Hingga Malam

Oleh sebab itu, kata Budi pemerintah memberikan kelonggaran untuk aktivitas seperti mudik hingga memperpanjang waktu libur nasional. Mudik Lebaran ini memang akan menjadi barometer berikutnya yang akan kita evaluasi lagi untuk kebijakan selanjutnya.

"Kita sangat disiplin dan cenderung konservatif, tidak euphoria meski berbagai indikator pandemi kita terus membaik,” ujar purnawirawan Jenderal Polri ini.

Pemerintah, kata dia memang tetap mengkhawatirkan potensi meningkatnya kasus COVID-19 secara signifikan akibat mobilitas dan interaksi sosial yang tinggi selama mudik lebaran ini. Namun, itu menurut Budi tidak akan terjadi jika masyarakat mengikuti skenario yang disusun pemerintah.

“Karena itu, kita tetapkan skenario mitigasi berupa syarat vaksinasi hingga (vaksin) dosis booster bila tidak ingin tes antigen dan PCR, serta prosedur kesehatan bagi semua pelaku perjalanan,” kata Budi.

Setelah menunggu dua tahun, akhirnya pada tahun ini pemerintah memberikan kelonggaran terhadap aktivitas mudik lebaran. Hal tersebut tak terlepas dari cukup tingginya angka vaksinasi nasional dan penurunan drastis kasus COVID-19.

Sebelumnya bahkan pemerintah telah memberikan kelonggaran untuk aktivitas salat Jumat dan tarawih di masjid. (Knu)

Baca Juga

211 Ribu Pemudik Bakal Melintasi Tol Cikampek, Waktu One Way Diperpanjang

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan