Kemristekdikti Keluhkan Banyak Dosen Malas Meneliti dan Menulis

Selasa, 31 Oktober 2017 - Eddy Flo

MerahPutih.Com - Kualitas perguruan tinggi selain terletak pada ketersediaan fasilitas juga ditentukan mutu para dosennya. Mutu dosen ttak hanya terletak pada kehadirannya memberikan kuliah, namun lebih dari itu dosen perlu menjadi pelopor dalam hal penelitian dan penulisan ilmiah.

Kelemahan para dosen di Tanah Air menurut Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi yakni kebanyakan para dosen kurang meneliti dan menulis. Hal ini disampaikan langsung oleh Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek dan Dikti (SDID) Ali Ghufron Mukti.

"Memang kritik untuk dosen Indonesia yang dari dulu kita undang diaspora itu, apa ya kira-kira kritik anda yang paling anda pandang sebagai masalah dibanding negara lain. Hampir semuanya sepakat, yaitu kebanyakan mengajar, kurang meneliti, kurang menulis, dan kurang inovasi," ujar Ghufron di Jakarta, Selasa (31/10).

Bahkan kadang dosen tersebut, mengajar di banyak tempat. Sehingga tidak sempat untuk melakukan penelitian dan menulis jurnal ilmiah.

"Walaupun dia bagus, tapi dia bukan pemimpin. Pemimpin itu mampu mengajak dosen muda untuk melakukan penelitian, membangun mereka agar menjadi dosen yang bagus ke depan," kata Ali Ghufron Mukti sebagaimana dilansir dari Antara.

Ghufron menjelaskan idealnya antara mengajar, penelitian dan pengabdian pada masyarakat seimbang. Penilaian Kemristekdikti, menyebutkan untuk lektor kepala kurang lebih 30 persen penelitian. Sementara untuk profesor minimal 45 persen.

"Tapi kadang profesor kita, setelah jadi profesor istirahat dulu." Kemristekdikti akan melakukan penilaian umum pada kinerja lektor kepala dan profesor di seluruh Indonesia pada Desember 2017. Apakah mereka telah melakukan penelitian sebanyak yang disyaratkan atau lebih banyak mengajar.

"Untuk capai jabatan, minimal penelitian dan inovasi itu 45 persen." Kemristekdikti juga menggelar ajang penghargaan bagi dosen dan tenaga kependidikan berprestasi. Pada ajang itu para pemenang akan mendapatkan sejumlah hadiah, yakni piagam penghargaan, piala, uang tunai, dan satu unit laptop.

Juara pertama untuk kategori Dosen Berprestasi akan mendapatkan uang senilai Rp 40 juta, juara kedua mendapat Rp30 juta, dan juara ketiga mendapat Rp 25 juta.

Sementara untuk lima kategori tenaga kependidikan berprestasi lainnya, juara pertama mendapat uang senilai Rp 30 juta, juara kedua Rp 25 juta, dan juara ketiga mendapat Rp 20 juta.

"Saya harap ajang ini dapat menjadi semangat bagi para pemenang, dan dosen lainnya khususnya dalam menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Sedangkan bagi para tenaga kependidikan mampu memberikan pelayanan pendidikan yang optimal," kata Ali Ghufron Mukti.(*)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan