Kemenangan GAM Belum Tuntaskan Masalah di Aceh
Rabu, 25 Maret 2015 -
MerahPutih Nasional - Kemenangan mantan kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM), Zaini Abdullah pada pemilihan gubernur Nangroe Aceh Darussalam (NAD) tahun 2012 lalu dinilai belum menuntaskan akar permasalahan yang ada sebagai salah satu penyelenggara pemilihan kepala daerah pascakonflik. Meskipun, pada satu sisi dapat meredakan konflik panjang yang mendera kota Serambi Mekah itu. (Baca: KPU: Pemilu Lekat dengan Konflik)
"Salah satunya bisa menyebabkan konflik mereda, tapi belum menyelesaikan persoalan di akar," ujar peneliti Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Fadli Ramdani, di hotel JS Luwansa, Rabu (25/3). (Baca: TNI Buru Penembak Dua Anggota Kodim 0103)
Masyarakat, kata dia, dapat dengan mudah terprovokasi sehingga proses demokratisasi dan perdamaian terancam gagal. Karenanya, proses pendidikan politik untuk setiap warga harus dimaksimalkan. (Baca : Buru Kelompok Bersenjata, TNI Tidak Akan Kerahkan Pasukan)
"Karena banyak yang melakukan kekerasan, informasi pada publik yang tidak utuh menyebabkan masyarakat mudah terprovokasi," katanya.
Kemudian, lanjut dia, proses penegakan yang tidak clear juga akan berdampak negatif. Apakah seseorang dinyatakan bersalah, atau ada aktor lain musti dijelaskan oleh aparat penegak hukum.
"Hasil temuan data NGO tahun 2012, proses kekerasan dalam Pilgub Aceh berupa fisik, intimidasi, perusakan fasilitas ada 20 temuan kekerasan," tandasnya. (mad)