Kembangkan Kemampuan Motorik dan Berpikir Strategis Anak lewat Sepak Bola

Jumat, 04 November 2022 - Andrew Francois

SEGERA kenalkan anak kamu ke sepak bola. Ketua Ikatan Psikolog Klinis Wilayah DKI Jakarta Anna Surti Ariani mengatakan olahraga sepak bola memiliki banyak manfaat untuk anak-anak dalam mengembangkan kemampuan motorik dan berpikir strategis mereka.

Seperti diberitakan Antara, Kamis (3/11), Anna menjelaskan bahwa dalam proses tumbuh kembang, ada dua hal penting yang dilatih ketika anak bermain sepak bola, yakni kerja sama dan kedisiplinan. Saat bermain bola, khususnya yang mengembangkan hobi tersebut secara profesional, anak dituntut selalu disiplin agar dapat meningkatkan kemampuan.

Berlatih tiap hari, pantang menyerah, dan tekun untuk mencapai tujuan yang diinginkan, bisa jadi nilai-nilai yang baik yang ditanamkan pada anak lewat olahraga sepak bola. Bermain sepak bola, menurut Anna, juga dapat memberikan sejumlah manfaat psikologis lainnya.

Baca juga:

Apa Saja Sih Manfaat Bermain Bowling?

Sepak bola bisa juga dimainkan anak perempuan. (Foto: Unsplash/Lars Bo Nielsen)

Misalnya, anak menjadi lebih percaya diri, sehingga dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasi, membaca situasi, dan berpikir untuk menyelesaikan masalah serta mencari strategi. Seluruh kemampuan tersebut, menurut Anna, akan berguna di masa mendatang meski tak jadi pemain bola profesional.

"Dari situ dia bisa percaya bahwa untuk mencapai sesuatu harus ada kerja sama tim, berbagi komunikasi, kesempatan, dan tugas. Kita butuh kerja sama untuk untuk berbagai kegiatan kehidupan masyarakat dan itu bisa dikembangkan lewat sepak bola," terang alumni Universitas Indonesia itu.

Lebih lanjut, psikolog klinis itu mengatakan bermain sepak bola juga dapat membuat anak belajar berbagai macam hal baru dari rekan sepermainannya. Tak hanya itu, dalam sebuah permainan bola, anak juga akan saling mengingatkan untuk tidak membuat kesalahan.

Baca juga:

Mini Soccer, Trend Baru Bermain Sepak Bola

Sepak bola sebaiknya dimulai sejak dini. (Foto: Unsplash/Kenny Eliason)

Kebiasaan tersebut secara tidak langsung dapat membantu anak untuk menyebarkan kebaikan dan menanam kebiasan baik di dalam dirinya. Menurut Anna, proses belajar seperti itu disebut sebagai peer-to-peer learning. "Ini bagus banget untuk perilaku yang baik. Ketika anak-anak udah punya kebiasaan itu, mereka bisa jadi agent of change," terangnya.

Anna menambahkan, semakin dini kebiasaan-kebiasaan baik itu ditanamkan, maka akan semakin baik pula hasilnya pada anak. Sebab, menurutnya, efek tersebut akan sangat terlihat saat anak mulai beranjak dewasa.

"Segala pembentukan kebiasaan memang harus dimulai sejak dini. Kalau baru diajarkan saat dewasa, efeknya tidak akan terbentuk dan apa yang diajarkan menumpuk begitu saja," tandasnya. (waf)

Baca juga:

Kenali Perbedaan Anak Laki-Laki dan Perempuan

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan