Kembangkan EBT, Pemerintah Revisi Harga Listrik dari PLTS

Selasa, 22 Desember 2015 - Noer Ardiansjah

MerahPutih Bisnis - Indonesia memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan Energi Baru Tterbarukan (EBT). Namun, pengembangannya belum optimal di tengah merosotnya harga minyak dunia di pasar international.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said mengatakan, listrik yang dihasilkan dari EBT akan terlihat menjadi mahal, jika dibandingkan dengan listrik yang dihasilkan dari bahan bakar fosil. Alhasil, EBT menjadi sesuatu yang tidak menarik dan tidak kompetitif di mata investor.

"Tapi sebagai kebijakan pemerintah, kita akan tetap konsisten dalam mengembangkan EBT," ujar Sudirman di Jakarta, Selasa (22/12).

Untuk itu, pemerintah berencana merevisi harga listrik untuk EBT. Salah satunya merevisi harga listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

"Ini agar menarik investor mengembangkan EBT di tengah rendahnya harga minyak dunia," sambungnya.

Sudirman menambahkan, revisi harga juga akan dilakukan agar PLN bisa memperoleh harga yang pas dan tidak membebankan perseroan.

"Kita mengerti migas itu rendah, kalau PLN dipaksa beli listrik berbasis EBT dengan harga sekarang atau harga pasar, itu pasti akan membebani. Makanya kita juga terus mencari formula yang benar-benar memikirkan institusi lainnya," tandas Sudirman. (rfd)


BACA JUGA:

  1. Paket Kebijakan Ekonomi Jokowi Tak Menarik bagi Investor Listrik
  2. Saietta NGS, Superbike Gahar Bertenaga Listrik
  3. Penaikan Tarif Listrik Buat Masyarakat Sehat
  4. Tarif Naik, Listrik Kerap Padam
  5. YLKI Minta Penetapan Tarif Listrik Indonesia Tiru Afrika Selatan

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan