Kebiasaan Warga +62 Menunda Makan Demi Menurunkan Berat Badan
Kamis, 13 Januari 2022 -
SALAH satu tantangan sulit dihadapi banyak orang ketika ingin melakukan diet menemukan cara untuk mengendalikan nafsu makan. Setiap orang memang memiliki nafsu makan berbeda-beda. Namun, beberapa orang, bisa dengan mudah mengendalikan nafsu makan tanpa merasa kesulitan atau terbebankan dalam menahan rasa lapar. Hal tersebut dipengaruhi metabolisme dan aktivitas fisik sehari-hari.
Kesulitan mengendalikan nafsu makan bisa membuat seseorang justru ingin terus-menerus ngemil atau jadi saranan pelampiasan dengan makan berlebihan. Jika pola tersebut dilakukan secara terus-menerus maka dapat menyebabkan penambahan berat badan lalu memicu obesitas.
Baca juga:
Pola seperti itu memang tidak baik untuk kesehatan tubuh, namun kesulitan dalam mengendalikan nafsu makan juga bisa membuat diet menjadi sulit tercapai. Kesulitan mengendalikan nafsu makan dapat disebabkan pola makan sehari-hari, seperti sering makan terlalu cepat atau makan sambil melakukan aktivitas lain.

Selain pola makan tidak beraturan, sering mengonsumsi makanan dengan kadar gula tinggi tentu akan semakin sulit mengendalikan penurunan berat badan meski makan besar sering ditunda.
Di samping itu, pemicunya bisa berdasar faktor genetik, memiliki masalah psikologis semisal gangguan cemas dan stress, memiliki gangguan makan selaik binge eating disorder, kurang tidur, punya penyakit atau kondisi medis tertentu seperti diabetes, hipoglikemia, dan gangguan tiroid, dan efek samping dari obat-obatan.
Baca juga:
Namun, menunda makan dan menahan rasa lapar dapat berdampak negatif pada kesehatan tubuh. Padahal, rasa lapar merupakan sinyal dari tubuh agar segera beroleh asupan nutrisi meskipun sedang sibuk beraktivitas. Dengan makan, tubuh bisa mengisi tenaga sehingga bisa bekerja maksimal.

Efek buruk telat makan akibat sering ditunda, melansir laman resmi Rumah Sakit Islam Surabaya (RSIS), akan menimbulkan beragam pengaruh tidak baik bagi tubuh.
Saat menunda makan, menurut Evelyn Tribole, penulis buku Eating on the Run, pasokan glukosa pada otak menjadi terganggu dalam waktu 4-6 jam sejak jam makan terakhir. Saat pasokan level glukosa rendah, berarti tubuh jadi kurang efisien untuk menjalankan fungsi normalnya.

Jika hal tersebut terjadi maka akan lebih rentan mengalami kelelahan, lemah, lesu, dan bahkan jadi sering murung akibat gula darah rendah mempengaruhi memori, konsentrasi, dan juga kinerja mental atau fisik.
Selain itu, efek paling jelas dirasakan saat menunda makan tubuh mengalami kekurangan nutrisi atau malnutrisi. Hal tersebut tidak hanya membuat tubuh terlihat kurus, namun bisa menjadi salah satu penyebab timbulnya masalah kesehatan lainnya. Misalnya anemia disebabkan kurangnya asupan zat besi dan bisa juga gangguan kekebalan tubuh karena kekurangan vitamin C.
Masalah lain bisa timbul akibat menunda makan, seperti gampang lelah. Kelaparan merupakan mekanisme alami dikeluarkan tubuh sebagai tanda membutuhkan energi untuk tetap aktif. Dengan kata lain jika seseorang menahan rasa lapar, tubuh orang tersebut tidak bisa mendapatkan energi dibutuhkan. Sehingga akan merasa mudah Lelah, sering kehilangan konsentrasi atau bahkan tidak dapat melakukan aktivitas. (frs)
Baca juga:
Tarsok Sampai Pakaian Numpuk Ternyata Enggak Baik Bagi Kesehatan