Kasus COVID-19 Lebanon Naik Dua Kali Lipat Pasca-Ledakan Beirut

Kamis, 27 Agustus 2020 - Zulfikar Sy

MerahPutih.com - Perdana menteri sementara Lebanon Hassan Diab, Rabu (26/8), mengatakan wabah virus corona bisa tak terkendali setelah penularan virus meningkat pascaledakan di Beirut pada 4 Agustus.

Kasus COVID-19 bertambah dua kali lipat selama dua pekan setelah ledakan itu.

Wabah corona menyebar di rumah-rumah sakit, tempat para korban ledakan dirawat, kata kalangan medis.

Baca Juga:

Mantan Presiden Maladewa Gayoom Positif COVID-19

"Kasus meningkat dalam jumlah besar, dan kalau ini berlanjut, kita akan kehilangan kendali atas epidemi ini," kata Diab melalui pernyataan yang dikeluarkan oleh Dewan Pertahanan Agung.

Lebanon pada Rabu mencatat 557 pengidap baru COVID-19 dan satu kematian. Sehari sebelumnya, 12 orang meninggal akibat penyakit itu.

Menteri kesehatan untuk pemerintah sementara Lebanon, Hamad Hassan, mengatakan daya tampung rumah sakit perlu ditingkatkan dalam menghadapi peningkatan kasus corona.

Puing-puing bangunan di Pelabuhan Beirut, Lebanon, Senin (17/8/2020).  Kerugian yang dialami Lebanon pascaledakan di Beirut meningkat saat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan mitranya melanjutkan penilaian mereka. Kini, lebih dari 290.000 orang dilaporkan kehilangan pekerjaan, ujar seorang juru bicara PBB pada Senin kemaren. Dua ledakan dahsyat mengguncang Pelabuhan Beirut pada 4 Agustus, menggetarkan gedung-gedung di seluruh ibu kota Lebanon serta menewaskan sedikitnya 177 orang dan melukai 6.000 lainnya. ANTARA FOTO/Xinhua-Bilal Jawich/hp.
Puing-puing bangunan di Pelabuhan Beirut, Lebanon, Senin (17/8/2020). Kerugian yang dialami Lebanon pascaledakan di Beirut meningkat saat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan mitranya melanjutkan penilaian mereka. Kini, lebih dari 290.000 orang dilaporkan kehilangan pekerjaan, ujar seorang juru bicara PBB pada Senin kemaren. Dua ledakan dahsyat mengguncang Pelabuhan Beirut pada 4 Agustus, menggetarkan gedung-gedung di seluruh ibu kota Lebanon serta menewaskan sedikitnya 177 orang dan melukai 6.000 lainnya. ANTARA FOTO/Xinhua-Bilal Jawich/hp.

Pemerintah pada Jumat (21/8) memberlakukan karantina wilayah sebagian untuk membendung penularan virus di masyarakat.

Namun, penguncian tersebut, termasuk penerapan jam malam mulai pukul 18.00 hingga 06.00, masih memperbolehkan warga untuk membersihkan reruntuhan, melakukan perbaikan, dan mengantarkan bantuan di lingkungan yang terkena dampak ledakan.

Bandara akan tetap beroperasi. Calon penumpang diharuskan menjalani tes PCR sebelum terbang dan saat tiba di negara tujuan.

Di tengah kekhawatiran atas peningkatan kasus, serikat pemilik hotel, bar, kafe, dan restoran mengatakan akan mendorong anggotanya untuk tidak memedulikan aturan jam malam.

Baca Juga:

Kembali Dibuka, Bioskop di Tiongkok Raup Pendapatan Rp2 Triliun

Sikap serikat itu dikritik oleh Menteri Dalam Negeri Mohammed Fahmi. Ia mengancam bahwa pasukan keamanan akan mengambil tindakan.

Sebuah aplikasi pesan-antar makanan yang populer mengatakan akan memulai kembali pengiriman hingga pukul 23.00.

Pada Rabu, presiden sementara Michel Aoun mengatakan komite virus corona yang dibentuk pemerintah sedang membahas langkah untuk membuka kembali bisnis secara aman, mengingat kegiatan itu sangat penting bagi ekonomi. (*)

Baca Juga:

Belgia Izinkan Suporter Nonton di Stadion Mulai 11 Septembe

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan