Intermittent Fasting, Diet Berpuasa nan Bermanfaat

Minggu, 16 Mei 2021 - Dwi Astarini

HARI raya baru saja berlalu. Selama bulan puasa, beberapa orang mungkin kehilangan beberapa kilogram berat badan. Namun, ketika Lebaran tiba, berat badan langsung kembali ke angka semula. Bahkan tak jarang ada yang mendapati jarum timbangan makin ke kanan setelah Lebaran. Wah, dietnya gagal tuh.

Ya, berpuasa selama Ramadan memang berpotensi membuat kamu kehilangan beberapa kilogram. Namun, ketika bulan puasa usai, fenomena yoyo pun dimulai. Eits, jangan putus asa dulu. Masih ada harapan memangkas berat badan. Lakukan saja puasa lagi untuk diet.

Puasa yang dimaksud ialah intermittent fasting atau diet puasa.

BACA JUGA:

Kontrol Asupan Gula dengan Mengatur Jadwal Makan Camilan

Intermittent fasting atau diet puasa seperti disebutkan Hellosehat adalah metode untuk mengatur pola makan dengan cara berpuasa makan selama beberapa waktu. Namun, di antara waktu puasa tersebut, kamu masih dapat mengonsumsi minuman nol kalori.

Jika istilah ‘diet’ membuatmu berpikir untuk mengurangi makanan secara drastis atau bahkan tak makan sama sekali, lain halnya dengan metode ini. Metode intermittent fasting cenderung lebih mengatur kebiasaan makan kamu.

Bagusnya lagi, kamu tak perlu pusing memikirkan jenis makanan apa yang boleh dan tidak boleh disantap. Dalam diet puasa, tidak diatur makanan apa yang harus dikurangi atau dikonsumsi. Alih-alih, metode ini meregulasi kapan kamu makan dan kapan harus berhenti makan alias ‘puasa’. Metode ini kerap menganjurkan puasa makan selama 16 jam, tapi waktunya dapat kamu tentukan sendiri.

Punya manfaat bagi kesehatan

fasting
Intermittent fasting memberi manfaat bagi kesehatan. (foto: unsplash/debby hudson)

Selain bisa membantu penurunan berat badan, berpuasa pada dasarnya bermanfaat untuk kesehatan. Berpuasa bahkan sudah dikenal sejak lama untuk bertahan hidup.

Pola makan harian yang biasanya tak teratur akan diperbaiki dengan menjalani intermittent fasting. Oleh karena itu, metode ini memperbaiki atau membentuk perilaku makan yang lebih sehat.

Metode ini melatih ketahanan tubuh agar tetap dapat menjalankan fungsinya walaupun sedang tidak mengonsumsi makanan dalam periode tertentu.

Intermittent fasting juga membantu tubuh mengendalikan tekanan darah dan kolesterol karena tubuh melakukan pembakaran lemak lebih efektif saat berpuasa. Selain itu, diet puasa juga membuat hormon insulin lebih sensitif terhadap makanan.

Dengan begitu, tubuh akan terbantu untuk melakukan peremajaan dan perbaikan sehingga dapat meningkatkan kebugaran tubuh secara keseluruhan. Diet puasa juga turut membentuk respons tubuh dalam melawan atau mencegah kerusakan organ.(Dwi)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan