Jaga Kesehatan Sambil Beribadah, Ini 3 Pelajaran Penting saat Puasa Ramadan
Selasa, 07 Mei 2019 -
BULAN suci Ramadan kembali datang. Kita semua tahu bahwa berpuasa di bulan ini utamanya bertujuan untuk menunaikan kewajiban sebagai seorang muslim. Meskipun begitu, tubuh dan jiwa bukanlah entitas yang terpisah, sehingga kedua hal ini terjalin bersama dalam diri kita. Keterlibatan kita dengan salah satunya pasti memberikan efek pada tubuh.
Hati nurani kita merupakan sumber dari tindakan lahiriah kita. Tindakan ini mempengaruhi kehidupan spiritual kita.
Artinya, apa yang kita rasakan secara fisik tentunya mempengaruhi apa yang kita rasakan secara mental maupun spiritual. Baik dari mood kita sehari-hari, konsentrasi kita menjalani berbagai aktivitas, dan juga pikiran kita. Banyak dari kita berniat untuk mengubah, bukan hanya hati kita, tetapi juga fisik kita di bulan ramadan yang suci ini.
1. Manfaat berpuasa bagi kesehatan

Telah digunakan sejak ribuan tahun yang lalu oleh berbagai tradisi religius. Berpuasa merupakan kunci untuk mengelola tubuh yang sehat.
Hanya makan pada jam tertentu dalam sehari yang membuat turunnya gula darah. Kemudian meningkatkan pertumbuhan hormon yang menstimulasi pembentukan otot dan penurunan berat badan, perbaikan sel, serta perubahan positif pada gen. Ini dapat mencegah penyakit dalam jangka panjang.
Baca juga:
Fakta Mengenai 5 Manfaat Puasa bagi Tubuh
Tidak hanya itu, menurut penelitian yang dilakukan oleh ummahwide.com, puasa secara rutin dapat membantu menurunkan berat badan. Juga menurunkan resiko diabetes tipe 2, mengurangi stres oksidatif serta peradangan dalam tubuh. Lalu dapat meningkatkan kesehatan jantung dan mencegah penyakit Alzheimer serta memperpanjang umur.
2. Berat badanmu malah naik ketika bulan puasa?

Bulan Ramadan dapat menjadi kesempatan meninggalkan kebiasaan pola makan yang tidak teratur. Meskipun begitu, banyak orang yang mengalami kenaikan berat badan ketika menjalani ibadah puasa Ramadan.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Sesungguhnya orang yang berat badannya naik adalah orang yang terlalu banyak makan dan rakus juga tidak sepenuhnya benar.
Baca juga:
Puasa di Bulan Ramadan dan Diet 16:8 Menurut Ahli Gizi
Konsumsi gula memang harus diatur. Namun kebutuhan tentang diet yang seimbang. Rasanya penting untuk mencegah kenaikan berat badan.
Kurangnya pengetahuan tentang diet yang seimbang, atau diet sesat bisa menimbulkan berbagai bias serius sehingga menimbulkan kebingungan publik.
3. Jangan mudah percaya hasil penelitian kesehatan

Adanya internet membuat kita semakin dimudahkan baik dari segi komunikasi, informasi, maupun teknologi. Kamu bisa mendapatkan berbagai tips hidup sehat, serta berbagai survei yang hasilnya bisa kamu jadikan panutan dalam menjalani pola hidupmu. Meskipun begitu, sebaiknya kamu berhati-hati ketika mencerna informasi.
Dilansir dari New York Times, perusahaan gula membayar para ilmuwan pada tahun 1960 untuk memanipulasi kaitan antara gula dengan serangan jantung. Kemudian mengkambinghitamkan lemak jenuh sebagai pelakunya.
Baca juga:
Cukupkan Asupan Vitamin C Selama Ramadan, Konsumsi Makanan Ini
Meskipun telah lama terjadi, namun penelitian ini dijadikan sumber informasi turunan oleh banyak perusahaan serta media lain. Sehingga menimbulkan salah kaprah pada publik.
Dilansir dari peneliti University of California mengungkapkan bahwa selama lima dekade ini, para peneliti yang berperan sebagai ahli nutrisi dan jantung termasuk para ahli diet yang terekomen, telah sebagian besar dibentuk opininya oleh perusahaan gula. (shn)