Fakta Mengenai Puasa di Bulan Ramadan dan Diet 16:8 Menurut Ahli Gizi


Puasa jadi alternatif untuk diet (Foto: Unsplash/Thought Catalog)
MEMASUKI bulan ramadan, puasa menjadi salah satu kesempatan kita untuk memperbaiki bentuk tubuh dan memperbaiki asupan gizi. Banyak keuntungan yang bisa didapat dari puasa di bulan ramadan. Mulai dari penurunan berat bedan hingga meminimalisir resiko tidak terkena penyakit kronis. Uniknya, Puasa dikategorikan sebagai diet 16:8 menurut Ahli Gizi Jaclyn London. Lantas apa yang dimaksud dengan diet 16:8 itu sendiri?
1. Diet 16:8

Diet 16:8 merupakan metode diet dimana peraturannya mirip seperti puasa. Dengan melarang tubuh selama 16 jam untuk tidak makan dan tidak minum-minuman berasa, dan 8 jam sisanya membolehkan tubuh untuk makan dan minum sesuai batas tertentu.
Hanya sedikit berbeda dengan puasa ramadan, diet 16:8 masih membolehkan kita untuk meminum air secukupnya. Sedangkan puasa, tubuh benar-benar tidak makan atau minum, hanya saja di Indonesia puasa ramadan tidak dilakukan 16 jam melainkan 13 sampai 14 jam saja.
2. Apakah puasa dan diet 16:8 ampuh menurunkan berat badan?

Dari beberapa pnelitian sebelumnya, tidak ada perbedaan antara orang yang sedang melakukan diet 16:8 dengan orang yang sedang secara teratur mengurangi asupan kalori.
Namun, banyak penelitian lainnya menunjukkan jika strategi terbaik adalah mengoptimalkan konsumsi kualitas nutrisi yang baik untuk tubuh.
Baca juga:
Manfaat dan Hikmah Puasa di Bulan Ramadan
Daftar Makanan Sehat dan Tak Sehat Dikonsumsi di Bulan Puasa
Dibandingkan dengan puasa atau menghitung kalori, cara yang paling ampuh adalah memperhatikan nutrisi itu sendiri.
3. Apakah puasa 16:8 sehat?

Puasa atau diet 16:8 tentu mengurangi kadar oxidative stress dalam tubuh, mengurangi resiko terkena penyakit kronis sampai peradangan organ. Penelitian membuktikan jika teori berpuasa mampu meregenerasi organ vital seperti pencernaan dan metabolisme tubuh.
Namun, penelitian lain juga mengingatkan jika puasa bisa menyebabkan rasa pusing dan mual. Sehingga pada saat berpuasa atau diet 16:8, ahli gizi juga menganjurkan untuk memperhatikan kebutuhan air untuk tubuh dalam masa tersebut. (riq)
Bagikan
Ananda Dimas Prasetya
Berita Terkait
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
