Jadi Kutu Loncat, Rhoma Dinilai Tidak Layak Pimpin PBB
Sabtu, 25 April 2015 -
MerahPutih Politik - Meski sudah 'dikerjai' oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dalam pemilu tahun 2014 silam ambisi dan syahwat politik Satria Bergitar Rhoma Irama tidak kunjung padam. Raja Dangdut tersebut maju mancalonkan diri sebagai calon ketua umum (Caketum) Partai Bulan Bintang (PBB) dalam Muktamar IV di Cisarua, Bogor, Jawa Barat.
Selain menuding Rhoma Irama masih memiliki syahwat politik tinggi, analis politik Puspol Indonesia Ubedilah Badrun juga menuding pelantun lagi "Begadang" adalah sosok pragmatis dan tidak memiliki prinsip dalam berpolitik.
"Habis dari PKB bang haji langsung pindah dan mau pimpin PBB. Ini apa namanya kalau pragmatis dan oportunis. Bahkan secara tegas saya sebut bang haji sebagai kutu loncat," kata Ubed saat dihubungi merahputih.com, Sabtu petang (25/4)

Ubed yang juga bekas aktivis pergerakan 1998 yang dahulu tergabung dalam Forum Komunikasi Senat Mahasiswa se-Jakarta (FKSMJ) menambahkan, PBB sendiri adalah partai politik yang identik dengan Nasionalis-Religius.
PBB sambung Ubed adalah sebuah partai politik yang mencoba menerapkan kembali ide-ide perjuangan Partai Masyumi dan juga perjuangan M. Natsir. Sementara itu, Rhoma Irama tidak mempunyai garis ideologi politik jelas. Rhoma, sambung Ubed hanya mengandalkan popularitas sebagai modal utama dalam berpolitik.
"Apakah bang haji sudah pahami prinsip-prinsip politik? Saya nilai bang haji tidak tepat dan tidak pantas kalau mau ambil PBB," tandas Ubed.

Untuk diketahui dalam Muktamar PBB ke IV di Cisarua, Bogor, Jawa Barat, Rhoma Irama akan bersaing ketat dengan Yusril Ihza Mahendra (YIM). Keduanya akan bersaing merebut pucuk pimpinan PBB.
Selain dikenal sebagai tokoh politik dan pemerintahan, YIM juga dikenal sebagai aktor film. YIM juga pernah memerankan Laksamana Cheng Ho, sebuah film yang berisi perjalanan Laksamana asal negeri Tiongkok yang mengelilingi dunia dan membawa pesan damai.
Sedangkan Rhoma Irama sendiri pernah aktif di Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Pada pemilu 2014 silam satria bergitar itu dicalonkan sebagai calon presiden (Capres) oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Namun demikian usai pemilu legislatif (pileg) pada April 2014, suara PKB tidak memenuhi ambang batas minimal untuk mengusung Rhoma Irama sebagai capres. PKB sendiri memutuskan diri bergabung bersama dengan poros PDIP mengusung duet Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Atas keputusan Muhaimin Iskandar, Rhoma bersama dengan para pendukungnya meradang dan menarik dukungan. Bahkan beberapa bendera dan atribut PKB dibakar oleh pendukung Rhoma. Bersama dengan para pendukungnya Rhoma mendukung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Namun dalam pilpres 2014, pasangan Prabowo-Hatta dikalahkan duet Jokowi-JK. (bhd)
BACA JUGA:
Tantang Laksamana Cheng Ho, Syahwat Politik Satria Bergitar Masih Tinggi
Muktamar PBB, Satria Bergitar Tantang Laksamana Cheng Ho
Rhoma dan Yusril Bersaing Ketat Pimpin PBB