Insiden Hilangnya Kapal Selam KRI Nanggala-402 Jadi Peringatan Pemerintah

Jumat, 23 April 2021 - Angga Yudha Pratama

Merahputih.com - Insiden hilangnya kapal selam KRI Nanggala-402 jadi momentum untuk mengevaluasi perawatan dan pembelian alat utama sistem senjata (alutsista) kedepanya.

Pengamat militer Soleman Ponto mengatakan, seharusnya negara lebih teliti dalam melakukan pembelian dan perawatan.

Baca Juga:

TNI Bangun Dua Posko Crisis Center Kapal Selam Hilang Kontak

"Itu kapal selam dari tahun 1979. Makanya beli baru saja bisa rusak kaya begini, apalagi beli bekas," kata Soleman kepada wartawan, Jumat (23/4).

Menurut Soleman, perlu dipastikan juga suku cadang alutsista tersebut tetap diproduksi oleh pabriknya. "Kalau pemeliharaan bagus, usia tidak masalah," jelas dia.

Menurut Soleman, KRI Nanggala-402 mampu menyelam hingga kedalaman maksimal 700 meter, meski batas aman 500 meter.

Namun untuk batas selam maksimal, kondisi depth seal harus prima. "Ini harus diaudit pergantian depth seal-nya kapan," imbuh purnawirawan jenderal TNI AL ini.

Foto arsip KRI Nanggala tahun 2012. Kapal Selam KRI Nanggala-402 dikabarkan hilang kontak di perairan Bali pada Rabu (21/4/2021). (Dok ANTARA Jatim/M Risyal Hidayat/zk)
Foto arsip KRI Nanggala tahun 2012. Kapal Selam KRI Nanggala-402 dikabarkan hilang kontak di perairan Bali pada Rabu (21/4/2021). (Dok ANTARA Jatim/M Risyal Hidayat/zk)

Kepala Staf TNI Angkatan Laut, Laksamana Yudo Margono menjelaskan oksigen di dalam kapal selam KRI Nanggala bisa bertahan hingga hari Sabtu jam tiga pagi, yakni selama 72 jam setelah kapal hilang kontak.

Pencarian kapal selam KRI Nanggala-402 mengerahkan seluruh unsur yang ada di TNI dengan dibantu pihak lain. Pencarian dilakukan di perairan Bali, lokasi kontak terakhir dengan KRI Nanggala. Tim pencari dikerahkan di sejumlah titik, mulai dari Badung hingga Buleleng.

Sebagaimana diketahui Kapal Selam KRI Nanggala-402 dilaporkan hilang kontak saat sedang melakukan operasi penggenangan peluncur torpedo di perairan utara Bali pada Rabu pagi sekitar pukul 04.25 WITA.

Baca Juga:

Cari Kapal Selam, KRI RE Martadinata Sempat Deteksi Pergerakan Bawah Air

TNI pun telah mengerahkan lima KRI dan satu helikopter untuk melakukan operasi pencarian kapal selam yang diawaki 53 orang tersebut.

Selain itu, kapal dari Singapura yaitu Kapal Swift Rescue dan dari Malaysia yaitu Rescue Mega Bhati juga akan segera tiba di Indonesia untuk membantu operasi pencarian dan penyelamatan. (Knu)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan