Infrastruktur Digital Diperlukan untuk Jawab Tantangan Ekonomi Global

Rabu, 18 Mei 2022 - Andika Pratama

MerahPutih.com - Pemerintah membangun infrastruktur digital sebagai fondasi pelaksanaan transformasi digital nasional. Hal itu diperlukan untuk menjawab tantangan ekonomi global sekaligus mendukung adopsi teknologi masa depan.

“Guna menjawab tantangan ekonomi global sekaligus mendukung adopsi teknologi masa depan, maka dibutuhkan infrastruktur digital yang mumpuni sebagai fondasi pelaksanaan transformasi digital nasional,” kata Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate dalam keterangan persnya di Jakarta, Rabu (18/5).

Baca Juga

Menkominfo Sebut Indonesia Tidak Ketinggalan Dorong Pengembangan Metaverse

Johnny menyatakan Kementerian Kominfo bersama operator telekomunikasi akan terus melakukan percepatan pembangunan infrastruktur digital di seluruh penjuru negeri.

Di backbone layer, Kementerian Kominfo memperkuat jaringan fiber optik sebagai tulang punggung konektivitas nasional. Saat ini, telah terdapat total 459.111 km jaringan fiber optik nasional untuk keperluan layanan broadband telekomunikasi.

Jaringan itersebut, lanjut politisi Nasdem itu, sudah termasuk jaringan kabel serat optik Palapa Ring sepanjang 12.400 km yang dibangun oleh Badan Layanan Umum Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kominfo.

Kemudian, di Middle Mile Layer, Kementerian Kominfo mendorong penguatan konektivitas melalui penggelaran jaringan fiber-link, microwave link, dan satelit untuk mendukung 150.000 titik layanan publik tambahan di Indonesia.

Baca Juga

50 Persen Tenaga Kerja Indonesia Baru Miliki Keterampilan Digital Tingkat Dasar

“Pada akhir tahun 2023, dua High-Throughput Satellite yaitu satelit SATRIA-I dan Hot Back Up Satellite yang berkapasitas mencapai 300 Gbps, akan diluncurkan untuk melayani konektivitas internet bagi 150.000 titik layanan publik tambahan di Indonesia," sambungnya.

"Terdiri dari 93.900 titik sekolah, 47.900 titik kantor pemerintah daerah, 3.700 titik fasilitas kesehatan, 3.900 titik kompleks layanan kamtibmas (keamanan dan ketertiban masyarakat), dan 600 titik fasilitas lainnya,” lanjut Johnny.

Sementara, Last Mile Layer, Johnny menegaskan pemerataan jaringan 4G di Indonesia dilakukan dengan menyelesaikan pembangunan infrastruktur base transceiver station (BTS) 4G untuk desa dan kelurahan yang masih blank spot

“Semua ini untuk mengantar Indonesia menghadapi era transformasi digital,” tandasnya. (dka)

Baca Juga

Program DTS-DLA 2022 Cakup Seluruh Indonesia

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan