Inflasi Indonesia Januari 2,57%, Dipicu Rokok, Beras, hingga Tomat
Kamis, 01 Februari 2024 -
MerahPutih.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Indonesia mengalami inflasi 0,04 persen pada Januari 2024 jika dibanding dengan IHK bulan sebelumnya (month-to-month/mtm).
Akibatnya, inflasi tahunan mencapai 2,57 persen (year-on-year/yoy) dan inflasi tahun kalender 0,04 persen (year-to-date/ytd).
Baca Juga:
Harga Cabai Masih Tinggi, Gula Pasir dan Bawang Merah Berfluktuasi
"Terjadi peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 105,15 pada Desember 2023 menjadi 105,19 pada Januari 2024," kata Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti, dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (1/2).
Amalia merinci penyumbang inflasi terbesar dari sisi pengeluaran adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau/rokok sebesar 1,63 persen. Lalu, diikuti penyedia makanan dan minuman/restoran sebesar 0,22 persen. Kemudian perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,19 persen.
Baca Juga:
Inflasi Diperkirakan Masih Akan Meningkat
Adapun, komoditas penyumbang inflasi terbesar, yaitu tomat dengan andil inflasi 0,09 persen, bawang merah 0,04 persen, serta beras 0,03 persen. Komoditas yang memberikan andil deflasi adalah cabai rawit dengan andil deflasi 0,01 persen, dan cabai merah dan tarif angkutan udara masing-masing sebesar 0,09 persen.
Untuk sebaran inflasi bulanan menurut wilayah, terdapat 25 provinsi mengalami inflasi, sedangkan 13 provinsi lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Provinsi Papua Pegunungan sebesar 1,01 persen. Sedangkan deflasi terdalam terjadi di Provinsi Gorontalo sebesar 0,91 persen. (*)
Baca Juga:
Beras Masih Jadi Penyumbang Inflasi