Indra Iskandar Dicecar Penyidik KPK Soal Proses Pengadaan Perabotan Rumah Dinas Anggota DPR

Jumat, 15 Maret 2024 - Angga Yudha Pratama

MerahPutih.com - Sekjen DPR RI, Indra Iskandar dan Kepala Bagian Pengelolaan Rumah Jabatan Anggota DPR RI, Hiphi Hidupati, rampung diperiksa penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kamis (14/3).

Mereka diperiksa sebagai saksi kasus dugaan korupsi pengadaan kelengkapan atau perabotan rumah dinas anggota DPR RI tahun anggaran 2020.

“Bertempat di gedung Merah Putih KPK, tim penyidik telah selesai memeriksa saksi-saksi,” kata Kabag Pemberitaan KPK Ali Fikri, Jumat (15/3).

Baca juga:

PSI DKI Tolak Pin Emas Masuk Anggaran Baju Dinas DPRD Baru

Ali mengatakan penyidik KPK mencecar Indra Iskandar dan Hiphi Hidupati soal proses pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI. Dua saksi didalami keterangannya mulai dari perencanaan hingga pengadaan perabotan.

“Keduanya hadir dan dikonfirmasi di antaranya kaitan proses awal tahap perencanaan, tahap lelang, dan pelaksanaan dari pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI TA 2020,” ucap Ali.

Baca juga:

KPK Periksa Sekjen DPR Terkait Korupsi Rumah Jabatan

Sebelumnya KPK meningkatkan penanganan kasus dugaan korupsi proyek di lingkungan Setjen DPR ke tahap penyidikan. Peningkatan penanganan perkara ke tahap penyidikan diiringi dengan penetapan tersangka.

Berdasarkan informasi, terdapat lebih dari dua orang yang dijerat lembaga antirasuah sebagai tersangka dalam kasus ini. KPK juga telah meminta Ditjen Imigrasi mencegah tujuh orang bepergian ke luar negeri.

Baca juga:

KPK Minta Masyarakat Waspada, Ada Penipu Catut Nama Deputi Penindakan dan Eksekusi

Ketujuh orang yang dicegah bepergian ke luar negeri itu, yakni Sekjen DPR Indra Iskandar, Kabag Pengelolaan Rumah Jabatan DPR Hiphi Hidupati, dan Dirut PT Daya Indah Dinamika, Tanti Nugroho.

Kemudian Direktur PT Dwitunggal Bangun Persada, Juanda Hasurungan Sidabutar, Direktur Operasional PT Avantgarde Production, Kibun Roni, Project Manager PT Integra Indocabinet, Andrias Catur Prasetya, dan Edwin Budiman. (Pon)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan