IDAI Ungkap Manfaat Diet Tinggi Protein-Lemak untuk Atasi Peradangan dan Penyakit Degeneratif

Kamis, 29 Mei 2025 - Angga Yudha Pratama

Merahputih.com - Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A,SubsKardio(K), menekankan pentingnya perubahan pola makan untuk mengurangi inflamasi kronis, penyebab berbagai penyakit degeneratif.

“Dari penelitian yang kami lakukan, terbukti dengan mengubah komposisi pola makan pada anak-anak, ternyata kita bisa mengubah juga respons inflamasi,” ujar Dr. Piprim Basarah dikutip Antara, Rabu (28/5).

Baca juga:

Komisi X DPR Minta Pemerintah Laksanakan Putusan MK soal Pendidikan Dasar Negeri dan Swasta Gratis

Piprim menjelaskan bahwa pola makan dengan dominan gula, karbohidrat tinggi, serta rendah protein dan lemak, seperti yang sering dikonsumsi anak-anak, justru memicu peradangan. Ia merekomendasikan Modified Atkins Diet, variasi diet ketogenik dengan tinggi protein, lemak, dan kalori, namun rendah karbohidrat.

Diet ini, yang diteliti melalui disertasinya, telah terbukti efektif pada anak yang akan menjalani operasi terbuka seperti operasi jantung bawaan. Melakukan diet ini selama dua minggu sebelum operasi secara signifikan menurunkan "pusat komando" inflamasi, mencegah peradangan berlebihan pasca-operasi.

Selain itu, Modified Atkins Diet juga dapat menjadi terapi penunjang bagi anak-anak dengan sindrom metabolik seperti obesitas, diabetes tipe 2, hipertensi, dan dislipidemia.

Baca juga:

Keceriaan Anak-anak Kunjungi Jakarta Light Festival 2025 di Lapangan Banteng

Meskipun awalnya disarankan untuk kasus medis, Piprim juga menganjurkan diet ini untuk anak sehat guna meminimalkan asupan karbohidrat berlebih yang menjadi cikal bakal berbagai penyakit modern.

Ia menggarisbawahi bahwa mengurangi konsumsi gula, tepung, dan makanan ultra-proses dapat mencegah penyakit terkait inflamasi kronis atau hiperinflamasi, seperti alergi, asma, dan penyakit jantung.

“Dari penelitian yang kami lakukan, terbukti dengan mengubah komposisi pola makan pada anak-anak, ternyata kita bisa mengubah juga respons inflamasi,” jelas dia.

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan