Heboh Penemuan Bunker Tua di Klaten, Warga Padati Lokasi
Kamis, 23 Januari 2020 -
MerahPutih.Com - Warga Desa Cokro, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah dihebohkan dengan adanya penemuan bunker tua. Bunker tersebut diduga peninggalan penjajah Belanda.
Tokoh masyarakat Desa Cokro, Danang Heri Subiantoro, mengungkapkan dari cerita nenek moyang di desa, pernah mendengar adanya bunker. Cerita tersebut benar terbukti, tepatnya pada 1 Desember 2019 ada warga yang menukan pintu masuk bunker.
Baca Juga:
"Kami kemudian memutuskan untuk menggali bunker tersebut. Ternyata benar ada bunker yang tersenbunyi dengan kedalaman sekitar dua meter," ujar Danang kepada merahputih.com.

Ia mengatakan saat ditemukan pintu bunker tertutup rapat dengan tanah lumpur. Warga dengan hati-hati membersihkan lumpur hingga akhirnya bisa masuk ke dalam bunker.
"Kami berhasil masuk ke dalam. Ternyata di di dalam bunker banyak lumpurnya sehingga kami bersihkan. Semua lumpur di dalam bunker diangkat ke atas," tutur dia.
Ia mengatakan jika ditotal ada 10 truk lumpur yang berhasil dikeluarkan. Proses pengeluaran lumpur dilakukan secara gotong-rotong oleh warga. Hasil pengukuran, bunker memiliki tinggi sekitar 2 meter dan lebar 1,9 meter.
"Panjang total bungker sekitar 900 meter, tetapi baru 100 meter yang kami bersihkan. Bunker juga diketahui ada beberapa jalan bercabang," kata dia.
Temuan bunker ini, kata dia, sudah dilaporkan kepada Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah dan Pemerintah Kabupaten Klaten. Namun, sejauh ini belum ada tindak lanjut dari pihak terkait akan diapakan bungker ini.
"Kami berharap bunker ini bisa dikelola desa. Warga bakal menamai bungker ini berupa Bunker Pabrik Gula Cokro atau De Suikerfebriek Tjokro Toeloong Abad-18," kata dia.
Salah seorang warga Arif Muwardi (47), mengatakan setelah bunker ditemukan banyak warga dari berbagai daerah datang untuk melihat langsung lokasi. Hal ini membuktikan bunker punya potensi untuk dikembangkan menjadi tempat wisata.
Baca Juga:
"Kami berharap bunker bisa dikelola desa. Ini sangat potensial untuk dijadikan wisata sejarah," pungkasnya.(*)
Berita ini ditulis berdasarkan laporan Ismail, reporter dan kontributor merahputih.com untuk wilayah Jawa Tengah.
Baca Juga:
Sejarah Eratnya Hubungan Masjid Agung dan Keraton Kasunanan Solo