Hari Pertama Masuk Sekolah, 2 SDN Solo Kekurangan Siswa

Senin, 22 Juli 2024 - Dwi Astarini

MERAHPUTIH.COM - PADA hari pertama masuk sekolah di tahun ajaran baru 2024/2025, sejumlah sekolah dasar (SD) negeri di Kota Solo kekurangan peserta didik. Sekolah tersebut ialah SDN Carangan yang berlokasi di Kelurahan Baluwarti, Kecamatan Pasar Kliwon, dan SDN Dawung Tengah yang berlokasi di Kecamatan Serengan, Solo.

Kepala SDN Dawung Tengah Turhadi mengatakan, pada tahun ajaran baru 2024/2026, kelas I hanya mendapat dua siswa. Kedua siswa tersebut dari jalur afirmasi atau warga miskin dan zonasi.

“Dari PPDB daring, kami dapatkan siswa dua itu. Mereka dari jalur afirmasi atau warga miskin dan zonasi satu. Kami masih tetap berharap ada anak belum dapat sekolah lain bisa masuk ke sini. Kami tetap terima jalur luring. Sampai Agustus," kata Turhadi, Senin (22/7).

Penyebab kekurangan siswa, kata dia, ialah penurunan jumlah anak usia sekolah. Tahun ajaran 2023/2024 lalu dapat 10 siswa dari jalur PPDB daring dan luring.

Baca juga:

DPR Minta Penghapusan Zonasi untuk Hindari Polemik PPDB

Ia memastikan pembelajaran tetap dilakukan seperti biasanya meskipun satu kelas hanya dua siswa. Guru yang mengajar juga sudah diberitahukan.

Sementara itu, Wali Kota Solo Teguh Prakosa meninjau hari pertama sekolah dalam pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di empat SMPN, Senin (22/7). Sekolah tersebut, yakni SMPN 8, SMPN 4, SMPN 21, dan SMPN 14. Sementara itu, pada sekolah dasar (SD) Solo, terdapat dua SD kekurangan siswa.

Teguh mengatakan pada hari ini semua sekolah swasta dan negeri di Solo menggelar MPLS pada hari pertama sekolah. Ia mengingatkan tidak ada kekerasan di sekolah. “MPLS lebih pada perkenalan seluruh lingkungan dan tidak ada kekerasan serta olahraga berat. Lebih utamakan pendidikan dan semangat belajar,” kata Teguh saat ditemui di SMPN 14 Solo, Senin (22/7).

Dia menyebut, jika ada perpeloncoan selama MPLS, orangtua bisa melaporkan pada kanal aduan Pemkot Solo. Saat ditanya mengenai SD yang kekurangan siswa pada tahun ajaran 2024/2025, ia mengaku belum mendapatkan laporan.

“Kalau itu ada kekurangan siswa, sesuai laporan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), program KB berhasil. Jika Solo rata-rata anak dua, pasti ada sekolah di kecamatan kekurangan siswa. Tahun depan akan di-regrouping lagi,” tutupnya.(Ismail/Jawa Tengah)

Baca juga:

PPDB Selalu Bermasalah, DPR Tawarkan 3 Opsi Solusi

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan