Hari Kejepit Mengundang Banyak Pelancong Sendiri
Senin, 13 Agustus 2018 -
TANGGAL 17 Agustus adalah long weekend, sedangkan libur tanggal 22 Agustus membuat dua hari kerja setelahnya terjepit. Menurut Skyscanner yang dikutip oleh Destinasi Indonesia, hari kejepit biasanya mengundang banyak pelancong sendiri yang melakukan perjalanan.
Ada kemungkinan bila long weekend wisatawan akan mendatangi destinasi wisata bersama keluarga atau teman-teman. Namun melancong di antara dua libur dalam sepekan tidak memungkin mengajak orang lain untuk membolos kerja. Alhasil melancong sendirian menjadi pilihan.
Destinasi Indonesia menyebutkan bahwa kota Yogyakarta masih menjadi pilihan favorit bagi pelancong sendirian. Ini karena kota ini dianggap sangat ramah bagi pelancong. Warganya tidak sungkan membantu pelancong yang tersesat atau kebingungan, hal yang biasanya terjadi pada pelancong sendirian. Jakarta pun menjadi pilihan pelancong sendiri, termasuk Surabaya, Mataram, Medan, Bandung, Semarang, Belitung, Padang dan Pulau Bali.

Menjadi pelancong sendiri meninggalkan kesan sendiri. Secara global, Indonesia pun masuk sebagai negara terbaik untuk pelancong sendiri. Banyak wisatawan mancanegara menganggap Indonesia nyaman untuk mereka karena beberapa daerah memiliki suasana dan keamanan yang baik dan dikarenakan keramahan orang Indonesia.
Keramahan ini membuat para pelancong yang bepergian sendirian tidak perlu cemas atau takut bertanya. Banyak pelancong yang pergi liburan sendiri menilai bahwa melakukan wisata sendirian ke suatu destinasi baru merupakan seni. Mereka biasanya hanya membawa barang yang diperlukan saja. Skyscanner mengklaim telah membantu menemukan kebutuhan rencana bepergian hampir lebih dari 1000 pelancong sendiri pada saat terjadi hari libur terjepit di Indonesia.
Giatnya pelancong sendiri mencari kesempatan liburan di hari terjepit setiap tahunnya didukung semakin maraknya homestay-homestay di banyak destinasi wisata di Indonesia. Hal ini juga sudah diimbau oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya untuk para pemilik kos-kosan untuk menjadikan kamar yang sedang kosong untuk homestay. Ini dimaksudkan menyediakan opsi menginap dengan biaya lebih murah. Pariwisata domestik menjadi salah satu tulang punggung perekonomian Indonesia dikarenakan terbukti jumlah pelancong sendiri semakin banyak. (*)