PSI Tolak Rencana Pramono Buka Ragunan hingga Malam Hari, Pertanyakan Kesiapan Fasilitas


PSI tolak rencana Ragunan dibuka sampai malam hari. (Foto: MerahPutih.com/Didik)
MerahPutih.com - Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta tidak setuju dengan rencana Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, yang akan membuka Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan, hingga malam hari.
Anggota Fraksi PSI DPRD DKI, Justin Adrian menyebutkan, bahwa pembukaan Ragunan hingga malam hari bagus untuk dunia wisata. Namun, kebijakan ini dikhawatirkan akan mengganggu kesejahteraan para satwa.
"Wacana membuka Ragunan hingga malam hari memang dapat dianggap menarik dari sisi pariwisata, tetapi kami di Fraksi PSI justru menekankan bahwa kebun binatang berbeda dengan sekadar ruang rekreasi, di sana ada makhluk hidup yang perlu kita jaga kesejahteraannya," kata Justin kepada wartawan, Rabu (20/8).
Baca juga:
Ragunan Direncanakan Buka Hingga Malam Hari, Pramono Berkaca dari Singapura Hingga Jepang
Ada Ribuan Satwa di Kebun Binatang Ragunan
Menurutnya, perlu ada pertimbangan serius sebelum ide tersebut dijalankan. Ragunan, kata dia, memiliki sekitar 2.000 hingga 2.200 satwa dengan luas wilayah mencapai 127 hektare.
Luasnya area itu justru menambah beban untuk memastikan keamanan satwa maupun pengunjung.
"Apalagi kegiatan malam hari juga bisa membuka masalah baru, karena saat ini Ragunan masih memiliki catatan dalam memberikan layanan yang baik dari sisi kebersihan sampah, toilet pengunjung, kesejahteraan satwa serta keamanan dari kriminalitas," imbuhnya.
Justin juga menyoroti soal kesiapan fasilitas Ragunan jika memang kebijakan ini dijalankan. Ia mempertanyakan siapa sebenarnya target pasar dari rencana pembukaan kebun binatang hingga malam hari.
Baca juga:
Konflik Bandung Zoo, Komisi IV DPR Desak Pemerintah Segera Turun Tangan Selamatkan Satwa
"Kami justru mempertanyakan target pasarnya siapa? Jangan sampai kalau kita buka untuk pengunjung hingga malam hari tapi fasilitas di sana tidak memadai dan satwa di sana jadi terganggu malah merugikan," urainya.
Lebih lanjut, Justin menekankan agar Pemprov DKI Jakarta transparan dalam mengkaji wacana ini. Sebab, jika Ragunan benar-benar dibuka hingga malam hari, maka otomatis ada tambahan beban anggaran.
"Pemprov DKI juga perlu transparan karena dengan penambahan waktu hingga malam hari tentunya akan lebih besar anggaran dari pajak masyarakat yang digunakan, baik untuk SDM, perbaikan fasilitas pengunjung, penerangan hingga pengawasan pengunjung di Ragunan," tutupnya.
Pramono Anung Bandingkan Ragunan dengan Kebun Binatang Singapura hingga Jepang
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, sebelumnya mewacanakan wisata Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan, dapat beroperasi hingga malam hari.
Menurutnya, ide ini muncul sebagai upaya menambah daya tarik wisata sekaligus membuka lapangan kerja baru bagi warga Ibu Kota.
Ia mengatakan, sejumlah kebun binatang di dunia telah menerapkan jam operasional hingga malam hari. Ia memberikan contoh kebun binatang di Singapura, Korea Selatan, hingga Jepang, yang rata-rata buka dari pagi hingga malam hari.
Baca juga:
DPRD DKI Jakarta Bocorkan Rahasia Agar Ragunan Jadi 'Disney Land' Versi Ibu Kota
Ia menyebutkan, Ragunan bisa saja meniru Singapura yang kebun binatangnya sudah beroperasi hingga malam hari.
Apalagi, kata Pramono, luas Ragunan yang mencapai 127 hektare bahkan jauh lebih besar dibandingkan Singapura yang hanya 28 hektare.
"Apakah Ragunan bisa? Tentunya kita atur dengan sangat rinci. Dan ini segera kita detilkan. Bahwa kalau memang nanti Ragunan dibuka, Ragunan itu luasnya 127 hektare, dibandingkan Singapura yang hanya 28 hektare, maka hampir 5 kalinya. Singapura aja bisa, malam juga bisa buka," ucapnya. (Asp)
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Pramono Minta 'Restu' ke Purbaya Gunakan Rp 200 Triliun untuk BUMD DKI

Menkeu Purbaya Temui Pramono, Bahas Proposal Pembangunan Gedung Tertinggi di SCBD

Dana Transfer dari Pusat Dipotong, OPD Pemprov DKI Harus Lakukan Efisiensi

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Potong Anggaran Perjalanan Dinas, Menyesuaikan Pemangkasan Dana Bagi Hasil dari Pemerintah Pusat

Genjot Pendapatan Daerah dari Swasta, Solusi Pemprov DKI Jakarta setelah Dana Transfer Dipangkas Rp 15 Triliun

Terungkap, Ada Laporan Warga Jakarta 'Dicueki' Sejak 2019, Gubernur Pramono Menyoroti

Lebih Pilih Ngadu dengan DM Akun Medsos Gubernur Ketimbang JAKI, Menunjukkan Warga Jakarta Inginkan Respons Cepat dan Jelas

Pramono Minta Pedagang Pasar Barito Segera Pindah ke Lenteng Agung

Mengintip Patung Jenderal Sudirman yang Akan Dipindahkan Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung

Rp4,1 Miliar Mengalir untuk Masa Depan, Pemprov DKI Jakarta Realisasikan Bantuan Pemutihan Ijazah Tahap Ke-4 untuk 1.238 Siswa
