Guilt Trip Berisiko Menghalangi Kebahagiaan Hidup

Jumat, 13 Oktober 2023 - Ikhsan Aryo Digdo

PERNAH merasa bersalah atas pencapaianmu karena adanya komentar negatif dari orang lain? Para manipulator ini tidak senang ketika ada orang di sekitarnya yang merasa bahagia atas pencapaian dalam hidupnya atau sekadar bersyukur diberikan hidup sederhana dan tenang. Apabila pernah berada dalam situasi ini, tandanya kamu merasakan guilt trip.

Menurut Choosingtherapy, kamu tidak akan merasa bersalah atas kebahagiaanmu sendiri tanpa campur tangan orang lain. Guilt trip merupakan masalah serius yang dapat membuat siapa saja yang mengalaminya merasa harus “masuk kotak” agar tidak menonjol seperti yang lainnya. Padahal sah-sah saja jika kamu lebih maju dibandingkan yang lain. Bahkan tidak ada salahnya apabila kamu merasa kehidupanmu yang sederhana sudah membahagiakan dan membuatmu merasa cukup.

Baca Juga:

Gangguan Cemas jadi Masalah Kesehatan Mental Remaja

Perasaan bersalah ketika kamu merasa bahagia akan sesuatu tak mungkin redup dan berganti menjadi perasaan bersalah tanpa ada yang membuatnya demikian. Guilt trip biasanya dilakukan oleh seseorang yang memang tidak suka melihat dirimu bahagia. Bisa jadi alasannya karena posisinya sedang berada di bawahmu, sehingga ia tidak suka melihatmu berhasil sukses mendahului dirinya.

Jangan sampai pencapaianmu membuat dirimu merasa bersalah hanya karena pendapat orang lain. (Foto: Pixabay/HolgersFotografie)

Pelaku guilt trip juga ada yang berasal dari kalangan yang hidupnya sudah berkecukupan, memiliki pekerjaan mapan, dan memiliki keluarga harmonis. Dia melakukan guilt trip terhadap dirimu bukan karena dia berada di bawahmu, bukan juga karena dia sama-sama bersaing meraih hal yang sama seperti dirimu. Ia hanya tak ingin ada yang menyaingi miliknya saat ini.

Meskipun seringkali menimbulkan dampak negatif seperti kehilangan rasa percaya diri, tak punya ambisi dalam hidup, tak berani ambil risiko dari peluang yang menguntungkan, dan terakhir menyebabkan korban mengalami depresi, tapi ada satu sisi positif dari guilt trip, yaitu sebagai batasan diri.

Baca Juga:

Seni Bantu Perbaiki Kesehatan Mental

Jangan biarkan orang lain menghalangi kebahagiaanmu. (Foto: Pixabay/JillWellington)

Tidak semua yang menegurmu atau mengeluarkan pendapatnya terhadap dirimu sifatnya tendensius kok. Ada juga yang menegur karena memang kamu melakukan kesalahan atau sudah termasuk kategori kriminal seperti misalnya coba-coba narkoba. Hidup dengan perasaan bersalah adalah kehidupan yang paling dihindari oleh manusia. Maka, rasa menyesal yang kian memuncak karena telah berbuat kesalahan seringkali menjadi batasan moral bagi seseorang. (mar)

Baca Juga:

Hari Kesehatan Mental Dunia 2023, Kesehatan Mental Adalah Hak Asasi

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan