Greenpeace Indonesia Kritik Jokowi Terkait Peresmian PLTU Batang
Sabtu, 29 Agustus 2015 -
MerahPutih Nasional - Greenpeace Indonesia menyesalkan peletakan batu pertama pembangunan PLTU Batang yang dinilai masih bermasalah dan kontroversial.
Menurut keterangan Juru Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia, Arif Fiyanto, Pembangunan PLTU yang sempat tertunda hingga empat tahun lamanya itu, sarat dengan kepentingan asing.
"Sebagai proyek kerja sama pemerintah dan asing, proyek PLTU Batubara Batang akan ditanggung investor swasta, dikhawatirkan akan terjadi monopoli disitu," katanya kepada merahputih.com, Sabtu (29/8).
Selain itu, pembebasan lahan warga menjadi polemik tersendiri dalam pembangunan PLTU Batang."Sangat disayangkan proyek benilai sekira 51 triliyun mendapat penolakan dari warga lantaran lahan tidak dibebaskan," ungkapnya.
Diketahui PT Bhimasena Power Indonesia selaku penanggung jawab pembebasan lahan warga belum mengganti rugi puluhan hektar tanah warga.
"Groundbreaking atau peletakan batu pertama proyek ini hanya bisa dilakukan jika proses finansial closing sudah selesai."
Diakuinya hingga saat ini masih ada sikira 20 hektar lahan yang dipertahankan oleh pemiliknya dan belum dibebaskan, selain itu, soal gugatan warga yang sedang diajukan kepengadilan terkait SK Gubernur Jateng yang menetapkan lokasi pengadaan lahan bagi pembangunan PLTU Batang belum disahkan secara hukum.
"Jokowi sepertinya mendapatkan info yang salah dari bawahannya, terkait peletakan batu pertama. bukan hanya tidak sah secara hukum, tapi juga mencederai nama presiden dimata dunia," pungkasnya.(fdi)
Baca Juga:
Presiden Jokowi Izinkan Media Sampaikan Kritik
Presiden Jokowi Tidak Akan Revisi Pembangunan Listrik 35.000 MW
Presiden Jokowi Beri Penghormatan kepada Para Pahlawan
Presiden Jokowi Rombak Kabinet, Rupiah dan IHSG Tetap Terpuruk