Gerindra Pastikan Pidato Rektor Unhan Tentang PKI Catut Nama Prabowo
Senin, 25 November 2019 -
MerahPutih.com - Gerindra menyebut naskah pidato Rektor Universitas Pertahanan (Unhan) Letnan Jenderal TNI Tri Legionosuko soal Partai Komunis Indonesia (PKI) tanpa izin Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, yang juga selaku ketua umum partai mereka.
"Naskah pidato tersebut tidak ada konfirmasi, tidak ada persetujuan dan tidak diberikan kewenangan mengatasnamakan Menhan," kata Wakil Ketua Umum DPP Gerindra Sufmi Dasco Ahmad di Jakarta, Senin (25/11)
Baca Juga
Tidak Berlebihan Kaderisasi PKI Lahirkan Organisator Militan
Dasco menjelaskan Prabowo berhalangan hadir dalam diskusi panel buku bertajuk "PKI Dalang dan Pelaku Kudeta G30S/65" di Gedung Lembaga Ketahanan Nasional, Jakarta, Sabtu (23/11).

Menurut Dasco, Gerindra pun memastikan pernyataan Letjen Tri Legionosuko tentang PKI dan Gerakan 30 September 1965, merupakan pendapat pribadi Rektor Unhan, bukan suara institusi Kemenhan.
Apalagi, kata Dasco, setelah diklarifikasi ternyata naskah pidato tersebut tidak ada konfirmasi dan tidak ada persetujuan serta tidak diberikan kewenangan mengatasnamakan Menhan.
"Dalam acara itu, Prabowo sebagai Menhan tidak hadir namun yang membacakan pidato adalah Rektor Universitas Pertahanan yang mengatasnamakan Prabowo sebagai Menhan," tutup petinggi Gerindra itu.
Baca Juga
Pengakuan Burhan Pemburu PKI tentang Merahnya Yogyakarta 1965
Sebelumnya dilansir Antara, Rektor Unhan Letnan Jenderal TNI Tri Legionosuko dalam diskusi panel buku bertajuk "PKI Dalang dan Pelaku Kudeta G30S/65" di Gedung Lembaga Ketahanan Nasional, Jakarta, Sabtu (23/11) membacakan pidato yang mengatasnamakan Menhan Prabowo Subianto.
Dalam pidato tersebut disebutkan Prabowo Subianto, meminta segenap elemen bangsa tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya laten komunis, karena beberapa negara penganut ideologi komunis masih eksis.
Prabowo juga disebutkan meminta seluruh guru sejarah menyampaikan kejamnya pemberontakan PKI atau peristiwa G30S/65 kepada para siswa. Menurut Prabowo, pengetahuan tentang sejarah dan kejamnya gerakan PKI harus diketahui oleh generasi muda. Acara bedah buku tersebut diselenggarakan oleh Gerakan Bela Negara dan Yayasan Masyarakat Peduli Sejarah. (*)
Baca Juga