Gerakan Coblos 3 Paslon di Pilkada Jakarta Bentuk Kemarahan, Pengamat: Jangan Sampai Berlanjut

Kamis, 12 September 2024 - Frengky Aruan

MerahPutih.com - Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno menyebut bahwa gerakan untuk mencoblos tiga pasangan calon di Pilkada Jakarta sebagai sebuah bentuk kemarahan. Menurutnya, gerakan itu muncul dari Anak Abah atau pendukung Anies Baswedan sebagai ekspresi lantaran tokoh yang didukung tidak bisa bertarung di Pilkada Jakarta.

Ia berharap gerakan itu tidak berlanjut sampai pemilihan kepala daerah. Jika itu terjadi, maka berbahaya bagi demokrasi.

"Sebagai sebuah gerakan politik, sebagai bentuk kemarahan, nggak ada persoalan," kata Adi di Jakarta, Kamis (12/9), dikutip dari Antara.

Menurutnya, tidak beralasan bahwa gerakan itu berlanjut. "Sehingga, diharapkan gerakan tersebut tidak berlanjut sampai pemilihan kepala daerah berlangsung," katanya.

Baca juga:

Putra Sulung Bung Karno Optimistis Pramono-Rano Menang Pilkada Jakarta

Gerakan itu akan berpengaruh terhadap legitimasi pemenang Pilkada Jakarta jika terus berlanjut dan berlangsung sampai masa pencoblosan 27 November 2024.

Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah itu menyatakan, bila semua pendukung Anies turut andil dalam gerakan tersebut, persentase suara sah untuk pemenang pemilu di Jakarta akan turun signifikan.

Adi mencontohkan, bila partisipasi pemilu di Jakarta berada pada angka 75 persen dan jumlah total pendukung Anies sebanyak 30 persen, maka legitimasi bagi pemenang pemilu maksimal hanya 45 persen.

"Itu berbahaya bagi demokrasi," tegasnya. "Semoga saja gerakan coblos tiga paslon itu hanya sebatas emosi sesaat dan tidak banyak yang melakukan.” (*)

Baca juga:

Ridwan Kamil Dapat Nasihat dari Bang Yos agar Selesaikan Masalah Tanpa Drama

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan