FKUB Minta Debat Kedua Santun, Tanpa Menjatuhkan Lawan Bicara

Jumat, 25 Januari 2019 - Angga Yudha Pratama

Merahputih.com - Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi DKI Jakarta Profesor Ahmad Syafii Mufid mengajak pasangan calon presiden dan wakil presiden beserta pendukungnya untuk menghindari ujaran kebencian dalam perdebatan terkait dengan pemilihan presiden.

Menurut dia, perdebatan hendaknya diarahkan pada cara memecahkan persoalan bangsa dengan sebaik-baiknya, bukan pada persoalan personal sehingga lebih produktif bagi bangsa ini.

"Mari berdebat dengan damai, santun, argumentatif tanpa harus menjatuhkan, menjelekkan lawan bicara atau lawan debat karena mereka semua itu adalah kita," kata Syafii dalam keterangan tertulis, Jumat (25/1).

Menurut dia, perdebatan terkait dengan pilpres selama ini cenderung emosional dan menjadi konflik karena perdebatannya mengarah pada personal, padahal perdebatan itu harus keluar dari konteks personal.

"Perdebatan seharusnya masuk kepada substansi sebagai pemimpin negara, bukan pemimpin untuk jadi wali nikah atau pemimpin yang jadi ketua-ketua paguyuban. Bukan pemimpin seperti itu," ucapnya.

Pasangan Prabowo-Sandi saat debat capres
Pasangan Prabowo-Sandi saat debat Capres (Foto: Twitter @fadlizon)

Ia mengamati media sosial isinya masing-masing pendukung mendekonstruksi pihak-pihak yang tidak didukung dan mengonstruksi sebaik-baiknya pihak yang didukungnya. "Ada kelompok-kelompok yang saya tengarai terorganisasi yang isinya tidak ada sedikit pun yang positif bagi siapa yang dianggap sebagai lawan. Jadi, semuanya sangat jelek dan tidak ada baiknya sama sekali. Saya pikir yang model seperti ini adalah model orang sakit," ujarnya.

Menurut dia, tokoh sehebat apa pun tentu ada kekurangannya. Oleh karena itu, sebagai rakyat dan warga negara sudah semestinya memilih pemimpin bangsa berdasarkan atas keunggulan-keunggulannya, bukan mencari kejelekannya.

Selain itu, lanjut Syafii, siapa pun orangnya ketika sudah menjadi calon pemimpin harus dihormati sebagai orang terhormat, dan yang didebat adalah pikirannya untuk membangun bangsa.

"Kalau perdebatannya di seputar itu, saya yakin nanti tidak ada gejolak-gejolak. Misalnya, ketika kalah dalam pilpres ini, kemudian dia marah itu tidak ada," ujarnya. (*)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan