Fenomena 'Waithood' Menyerang Anak Muda

Selasa, 05 Oktober 2021 - P Suryo R

SUDAH bukan rahasia bahwa kehidupan orang dewasa sangat lah berat dan penuh tantangan. Untuk bisa keluar dari rumah dan hidup mandiri saja seseorang harus memiliki karier yang ideal agar cukup dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Apalagi jika memiliki keinginan untuk menikah dan punya anak. Perhitungan mengenai pemasukan dan pengeluaran harus tepat dan stabil.

Tak heran jika anak muda zaman sekarang banyak yang terjebak di dalam fenomena waithood. Menurut bbc.com, kenyataan bahwa hidup berkomitmen dan wajib bertanggung jawab terhadap kesejahteraan orang lain dianggap mengerikan. Tak heran banyak orang akhirnya “menunda” banyak hal. Entah itu menunda keluar dari rumah orangtua atau pun menunda untuk menikah.

Baca Juga:

Tanda-Tanda Kamu Punya Gangguan ADHD

anak
Banyak hal yang ditunda karena beragam alasan. (Foto: Unsplash/derekthomson)

Karena merasa mengurus diri sendiri saja sudah kesulitan, lebih baik menunggu sampai kondisi finansial dan kesehatan mental siap terlebih dahulu. Semua sah-sah saja kok.


1. Menolak menjadi generasi sandwich

anak
Tidak ingin kesulitan secara finansial. (Foto: Pixabay/nattanan23)


Karena sejak awal sudah tahu betapa besar biaya yang akan dikeluarkan jika memutuskan untuk menikah dan memiliki anak, kebanyakan remaja pada akhirnya memutuskan untuk menunda pernikahan sampai melewati usia produktif. Kenyataan bahwa saat ini banyak orangtua generasi X yang tidak memiliki dana pensiun sehingga harus dibiayai oleh anaknya justru membuat sang anak menunda untuk berkeluarga. Alasannya karena menolak untuk
menjadi generasi terjepit alias gen sandwich.


2. Kesalahan

anak
Menghindari kesalahan yang dilakukan orangtua. (Foto: Pixabay/Free-Photos)


Jangan salah, terjebak di fenomena waithood bukan berarti buruk kok. Orang-orang yang menunda untuk menikah dan berkeluarga tak semuanya memiliki alasan kesulitan secara finansial. Beberapa dari mereka juga berangkat dari keluarga broken home sehingga cukup berhati-hati dalam mengambil keputusan. Mereka tidak ingin melakukan kesalahan yang dilakukan oleh orangtua.

Baca Juga:

Kenali Penyebab Kemandulan Bagi Pria Maupun Perempuan


3. Komitmen pernikahan

anak
Banyak kerikil rumah tangga yang terdengar menyeramkan. (Foto: Pixabay/qimono)


Pernikahan memang bukan hanya tentang pengalaman manis dan berbunga-bunga saja. Ada begitu banyak kerikil rumah tangga yang dihadapi sebuah keluarga dan mungkin menyebabkan trauma di hati anak-anak. Komitmen dalam pernikahan yang membuat sepasang suami istri harus selalu bersama meskipun hubungannya sudah tidak sehat dan beralasan “demi anak” justru membuat sang buah hati ketakutan untuk menikah. Mereka akan tumbuh dengan memandang pernikahan hanyalah sebuah hubungan yang merepotkan dan buang-buang waktu.


4. Mementingkan karier

anak
Bekerja untuk diri sendiri lebih enak dibanding kehidupan berkeluarga. (Foto: Pixabay/Free-Photos)


Salah satu alasan seseorang terjebak dalam fenomena waithood adalah karier. Ketika sudah terjun ke dunia karier, anak muda zaman sekarang menjadi fokus karena hasilnya yang sangat memuaskan. Mereka pun cenderung berpikir untuk apa menikah jika hidup sendiri sudah berkecukupan dan bahagia. (Mar)

Baca Juga:

Perempuan Korban Kekerasan Seksual Lebih Rentan Terkena Gangguan Otak

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan