Perempuan Korban Kekerasan Seksual Lebih Rentan Terkena Gangguan Otak

Muchammad YaniMuchammad Yani - Selasa, 28 September 2021
Perempuan Korban Kekerasan Seksual Lebih Rentan Terkena Gangguan Otak

Perempuan yang mengalami trauma seksual harus merasa diberdayakan untuk memberi tahu dokter mereka. (Foto: vccvr.org)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

PEREMPUAN yang telah mengalami kekerasan seksual memiliki risiko lebih tinggi mengembangkan jenis kerusakan otak yang telah dihubungkan dengan penurunan kognitif, demensia dan stroke. Demikian sebuah studi baru menemukan.

"Itu bisa berupa pelecehan seksual masa kanak-kanak atau kekerasan seksual ketika dewasa," kata penulis studi Rebecca Thurston, seorang profesor dan direktur Women's Biobehavioral Health Laboratory di SUniversity of Pittsburgh's Graduate School of Public Health, AS.

"Berdasarkan data populasi, sebagian besar perempuan mengalami kekerasan seksual ketika mereka berada di masa remaja awal dan dewasa awal," tambahnya, "jadi ini kemungkinan pengalaman awal yang kita lihat tandanya di kemudian hari."

Baca juga:

Orangtua Bisa Jadi Pelaku Perundungan, Kenapa?

Studi baru yang dipresentasikan Kamis (17/9) pada pertemuan tahunan North American Menopause Society itu menambah, semakin banyak penelitian tentang dampak jangka panjang kekerasan seksual pada tubuh dan pikiran.

"Kita perlu menjaga perhatian kita pada masalah kekerasan seksual terhadap perempuan dan tidak membiarkannya hilang dari radar masyarakat, karena ini terus menjadi masalah kesehatan utama perempuan," kata Thurston seperti diberitakan CNN (22/9).

Pengaruh pada Fisik

Perempuan dengan riwayat kekerasan seksual memiliki hiperintensitas materi putih yang lebih besar di otak. (Foto: cdn.net)
Perempuan dengan riwayat kekerasan seksual memiliki hiperintensitas materi putih yang lebih besar di otak. (Foto: cdn.net)

Studi sebelumnya telah menemukan trauma seksual terkait dengan tingkat trigliserida dan tekanan darah yang lebih tinggi di usia paruh baya, dan risiko tiga kali lipat lebih besar terkena plak karotis, semua faktor risiko utama penyakit jantung.

Selain itu, sebuah studi tahun 2018 yang dilakukan Thurston menemukan, perempuan yang melaporkan serangan seksual sebelumnya tiga kali lebih mungkin mengalami depresi, dan dua kali lebih mungkin mengalami peningkatan kecemasan dan insomnia dibandingkan perempuan tanpa riwayat trauma seksual.

Depresi, kecemasan, dan gangguan tidur semuanya terkait dengan hasil kesehatan yang lebih buruk, termasuk penyakit jantung, menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) AS.

Baca juga:

Statistik CDC juga menunjukkan lebih dari 1 dari 3 perempuan di AS (dan 1 dari 4 laki-laki) mengalami kekerasan seksual setidaknya sekali dalam hidup mereka. Mempertimbangkan dampak yang meluas, Thurston mengatakan dokter harus bertanya kepada pasien mereka tentang trauma seksual sebelumnya, dan kemudian dengan hati-hati memantau risiko kardiovaskular perempuan itu seiring bertambahnya usia.

Perempuan yang mengalami trauma seksual juga harus merasa diberdayakan untuk berbicara dan memberi tahu dokter mereka, tambahnya.

"Benar-benar bagikan informasi ini dengan penyedia layanan kesehatanmu," kata Thurston, "Ini bukan salahmu, jadi tolong bagikan apa yang kamu rasa nyaman untuk diungkapkan. Ini adalah informasi penting yang berimplikasi pada kesehatan fisik dan kesejahteraan emosionalmu."

Pemindaian Otak

Perempuan yang melaporkan serangan seksual sebelumnya tiga kali lebih mungkin mengalami depresi. (Foto: kuchhnaya.com)
Perempuan yang melaporkan serangan seksual sebelumnya tiga kali lebih mungkin mengalami depresi. (Foto: kuchhnaya.com)

Studi baru, yang akan segera diterbitkan dalam jurnal Brain Imaging and Behavior, mencari tanda-tanda hiperintensitas materi putih dalam pemindaian otak 145 perempuan paruh baya tanpa riwayat penyakit kardiovaskular, stroke, atau demensia sebelumnya. Namun, 68 persen peserta pernah mengalami trauma, dan 23 persen perempuan, trauma itu adalah kekerasan seksual.

Hiperintensitas materi putih, yang muncul sebagai bintik-bintik putih kecil pada MRI, adalah penanda gangguan aliran darah yang telah meninggalkan kerusakan di otak.

"Dengan menggunakan pencitraan otak, kami menemukan bahwa perempuan dengan riwayat kekerasan seksual memiliki hiperintensitas materi putih yang lebih besar di otak, yang merupakan indikator penyakit pembuluh darah kecil yang dikaitkan dengan stroke, demensia, penurunan kognitif, dan kematian," kata Thurston.

Studi ini mengontrol penyakit dan kondisi lain yang akan memengaruhi perkembangan hiperintensitas materi putih, seperti usia, hipertensi, merokok dan diabetes. Studi ini juga mengontrol gangguan emosional, termasuk depresi, kecemasan, dan gejala gangguan stres pascatrauma (PTSD).

Peningkatan hiperintensitas materi putih, kata Thurston, tidak dijelaskan oleh gejala subjektif dari kesusahan ini, "Ini hampir seperti tubuhmu memiliki memori yang mungkin tidak sepenuhnya terwujud melalui gejala psikologis. Serangan seksual juga meninggalkan jejak trauma di otak dan tubuh kita." (aru)

Baca juga:

#Kesehatan Mental #Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Muchammad Yani

Lebih baik keliling Indonesia daripada keliling hati kamu

Berita Terkait

Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Indonesia
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Riza Chalid, selaku pemilik manfaat PT Orbit Terminal Merak, merupakan salah satu dari delapan tersangka baru dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Bagikan