Kenali Penyebab Kemandulan Bagi Pria Maupun Perempuan


Penyebab kemandulan bagi pria dan perempuan. (Foto: unsplash/Eric Ward)
PEREMPUAN yang belum memperoleh kehamilan hingga batas waktu yang ditentukan yakni satu tahun, dapat dikategorikan sebagai infertilitas. Kondisi ini terbagi menjadi dua, yakni infertilitas primer, yakni kondisi perempuan yang didiagnosis tidak dapat hamil, dan infertilitas sekunder, kondisi perempuan sudah pernah berhasil hamil dimasa lalu.
Melansir dari laman Healthline, kondisi infertilitas ternyata tidak hanya dapat terjadi pada perempuan. Karena, pria dan perempuan sama-sama berpotensi mengalami masalah kesuburan ini.
Baca juga:
Ada beberapa penyebab kemandulan pada perempuan. yakni bertambahnya usia, mengonsumsi rokok berlebihan, alkoholik, mengalami kelebihan berat badan atau obesitas secara signifikan, dan penyakit menular seperti infeksi seksual (IMS).

Bukan hanya itu, masalah medis juga bisa menjadi salah satu penyebab kemandulan. Kondisi medis ini seperti gangguan ovulasi yang disebabkan oleh sindrom ovarium polikistik atau hormon tidak stabil, pengidap radang panggul, endometriosis, fibroid rahim dan kegagalan ovarium prematur. Bekas luka dari operasi sebelumnya juga bisa menjadi penyebabnya.
Baca juga:
Namun, kamu tidak perlu khawatir. Kamu masih bisa mengobati dengan beberapa cara yang telah dianjurkan oleh ahlinya. Biasanya seseorang yang memiliki permasalah ini akan diminta untuk melakukan kemoterapi atau terapi radiasi, mengonsumsi obat anti inflamasi non steroid, mengonsumsi obat antipsikotik, dan obat-obat rekreasional seperti mariyuana dan kokain.

Sementara faktor yang menyebabkan pria mengalami kemandulan tidak jauh berbeda dengan perempuan. Namun secara umum, infertilitas pada pria dapat terlihat melalui beberapa ciri-ciri ini, seperti produksi sperma yang efektif, jumlah sperma, bentuk sperma, dan pergerakan sperma itu sendiri.
Untuk kondisi pria yang mengalami kemandulan, akan mengalami beberapa kondisi medis ini. Misalnya, ejakulasi mundur, pembengkakan pada pembuluh darah di sekitar kemaluan. Lalu mereka juga memiliki antibodi yang dapat menyerang dan menghancurkan sperma, serta memiliki hormon yang tidak seimbang. (Cil)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
