Facebook Tindak Tegas Jutaan Konten Misinformasi

Minggu, 22 Agustus 2021 - Raden Yusuf Nayamenggala

BELUM lama ini Facebook mengumumkan bahwa sudah menindaklanjuti lebih dari 20 juta konten misinformasi. Hal tersebut disampaikan oleh Kapal Kebijakan Misinformasi Facebook Asia Pasisifik, Alice Budisatrijo.

Pada sebuah Webinar, Alice menjelaskan, bahwa pihaknya facebook sudah 'take down' lebih dari 20 juta konten misinformasi di dunia sejak Maret 2020.

Baca Juga:

Provokasi Antivaksin, Sejumlah Akun Terkenal Dihapus Facebook

Pada kasus misinformasi, yang terbanyak yakni misinformasi tentang COVID-19, khususnya tentang obat-obatan COVID-19 hingga tes usap PCR.

Umumnya, misinformasi tentang COVID-19 di sejumlah negara pun berisi hal serupa. Namun, misinformasi terkait COVID-19 kian bertambah seiring perkembangan pandemi COVID-19.

Banyak misinformasi terkait COVID-19 yang bermunculan sejak pandemi (Foto: pixabay/pexels)

Paska sejumlah negara di dunia mulai melakukan vaksinasi COVID-19, banyak bermunculan misinformasi seputar vaksin.

"Misinformasi vaksin banyak sekali, tentang apakah vaksin aman, sudah dites atau belum, bisa mencegah betulan atau tidak," ucap Alice Budisatrijo, seperti yang dilansir dari laman Antara.

Mengenai kasus misinformasi tersebut, pihak facebook akan menghapus misinformasi yang dianggap akan menyesatkan. Adapun proses untuk memutuskan bahwa sebuah konten termasuk misinformasi memakan waktu yang bervariasi.

Apabila ada yang ditemukan oleh sistem sebagai konten yang dianggap melanggar aturan, nantinya konten itu bisa dengan cepat dihapus paska diunggah. Namun, bila harus di-review pengecek konten, bisa memakan waktu.

Baca Juga:

Facebook dan Google akan Tinggalkan Hong Kong, Ada Apa?

Dalam hal ini, misinformasi yang dimaksud yakni informasi salah atau hoaks yang disebar di platform. Tapi, ada kemungkinan juga informasi tersebut disebar secara tidak sengaja. Sementara disinformasi merupakan informasi salah yang disebar secara sengaja.

Banyak konten misinformasi yang dianggap membahayakan (Foto: pixabay/simon)

Selain menghapus konten misinformasi yang dianggap membahayakan, menyesatkan, dan konten yang menipu, Facebook juga mengurangi penyebaran konten yang melanggar aturan, serta memberikan label pada konten. Hal itu agar pengguna dapat memutuskan apakah informasi tersebut layak atau tidak untuk dibagikan.

Facebook kabarnya bekerjasama dengan 80 mitra pemeriksa fakta secara independen dan secara global. Enam diantaranya merupakan mitra di Indonesia, yang bekerja untuk 60 bahasa.

Sementara itu, Alice juga menjelaskan mengenai mengapa tidak semua misinformasi secara otomatis dihapus, dan alasan mengapa Facebook tidak mengatur bahwa hanya informasi benar yang dapat diunggah di platform tersebut.

"Kami tak bisa menjadi penenti apa yang benar dan salah, kalau pun mau menentukan itu, kamu harus tahu semua kebenaran di dunia ini, dan itu tentu tidak mungkin," tutupnya. (Ryn)

Baca Juga:

Mengintip Fitur Menarik yang akan Hadir di Facebook

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan