Facebook Akan Tindak Tegas Unggahan dari Poltisi yang Langgar Aturan

Minggu, 28 Juni 2020 - Raden Yusuf Nayamenggala

FACEBOOK akan menambahkan peringatan pada postingan dari politisi yang melanggar aturannya. Bos facebook Mark Zuckerberg mengumumkan perubahan kebijakan itu usai bermingu-minggu mendapat kritik dan ancaman boikot pengiklan.

Seperti yang dilansir dari laman Engadget, facebook tak akan menghapus postingan, karena masih menganggap unggahan politisi 'berita yang layak', namun akan mengingatkan pengguna bahwa para politisi tersebut telah melanggar kebijakan facebook.

Baca Juga:

Tiongkok Siap Hadirkan Sistem Navigasi Pesaing GPS

Facebook akan tandai beberapa konten yang dianggap tak layak diberitakan (Foto: pixabay/simon)

Pembaruan itu menyusul langkah serupa dari Twitter, yang baru-baru ini mulai menambahkan label ke tweet dari Donald Trump dan sebagainya. Zuckerberg sebelumnya mengkritik Twitter atas keputusan tersebut. Dirinya kemudian mempertimbangkan membawa label itu ke facebook seminggu kemudian.

"Kami akan segera mulai memberi label pada beberapa konten yang dianggap tak layak diberitakan, sehingga orang dapat mengetahui kapan hal ini terjadi, Kami akan mengizinkan orang untuk membagikan konten ini untuk mengutuknya, sama seperti yang kami lakukan dengan konten bermasalah lainnya," ujar Mark Zuckerberg.

Lebih lanjut Zuckerberg menambahkan bahwa hal itu adalah bagian penting dari cara facebook membahas apa yang dapat diterima di masyarakat.

Meski begitu, facebook akan menambahkan prompt untuk memberi tahu orang-orang bahwa konten yang para politisi bagikan dapat melanggar kebijakan facebook.

Tak jelas seperti apa label itu nantinya, kapan facebook akan mulai menambahkan ke postingan, atau seberapa ketat facebook akan menafsirkan aturan baru.

Zuckerberg mengatakan perusahaan akan memberi label "beberapa konten yang kami leave up." Zuckerberg tidak menyebut nama Trump dalam sambutannya, tetapi perusahaan telah menghadapi tekanan yang semakin besar untuk bertindak atas aksi yang menghasut.

Perubahan kebijakan terjadi setelah sejumlah pengiklan terkenal mengatakan mereka akan menarik iklan dari jejaring sosial sebagai bagian dari boikot yang diatur oleh kelompok-kelompok hak sipil.

Kampanye yang diselenggarakan oleh Anti-Defamation League, NAACP,Color of Change dan lainnya, mendesak perusahaan besar untuk menghentikan iklan di jejaring sosial untuk bulan Juli.

"Kampanye ini merupakan respons terhadap sejarah panjang facebook yang memungkinkan konten rasis, kasar, dan terbukti palsu merajalela di platformnya," tulis panitia dalam surat yang mengumumkan kampanye awal bulan ini.

Baca juga:

Keren, Warga Korea Selatan Bisa Menyimpan SIM di Ponsel Pintar

Panitia kampanye tersebut menegaskan kampanye ini akan mengatur tekanan perusahaan dan publik untuk meminta facebook berhenti menghasilkan pendapatan iklan dari konten yang penuh kebencian.

Selain itu facebook diminta pula untuk memberikan lebih banyak dukungan kepada orang-orang yang menjadi target rasisme dan kebencian dan meningkatkan keamanan bagi kelompok-kelompok swasta di platform.

Unilever merupakan perusahaan terbesar yang bergabung dengan boikot sejauh ini. Perusahaan di belakang brand seperti Dove dan Lipton menghabiskan USD42 juta untuk iklan facebook pada tahun 2019, demikian menurut laporan CNN.

Banyak pengiklan yang mengancam akan memboikot facebook (Foto: theverge)

Selain itu, Verizon juga mengumumkan akan menghentikan sementara iklan Facebook setelah ADL memposting surat yang menyatakan iklan Verizon muncul di sebelah konten QAnon. Ben dan Jerrys, REI, Patagonia dan Eddie Bauer mengatakan mereka akan ikut berpartisipasi.

Namun, Mark Zuckerberg tidak menangani boikot pengiklan secara langsung. Sehari sebelumnya, The Wall Street Journal melaporkan bahwa seorang eksekutif facebook mengatakan kepada pengiklan "kami tidak membuat perubahan kebijakan terkait dengan tekanan pendapatan."

Bagi Zuckerberg yang terpenting facebook tidak mengubah kebijakan yang mengecualikan politisi dari pengecekan fakta, termasuk dalam iklan politik.

Zuckerberg menjelaskan facebook akan memperketat aturan mengenai pidato kebencian dalam iklan berbayar. "Kami ingin berbuat lebih banyak untuk melarang jenis bahasa yang memecah belah dan meradang yang telah digunakan untuk menabur perselisihan," tulisnya.

facebook berencana akan memperluas kebijakan iklan untuk melarang klaim bahwa orang dari ras, etnis, asal kebangsaan, afiliasi agama, kasta, orientasi seksual, identitas gender atau status imigrasi, merupakan ancaman terhadap fisik, kesehatan, atau kelangsungan hidup orang lain.

Kabarnya facebook juga memperluas kebijakannya untuk melindungi imigran, migran, pengungsi, dan pencari suaka dengan lebih baik dari iklan, yang menunjukkan bahwa kelompok-kelompok ini lebih rendah atau menyatakan penghinaan, pemecatan, atau jijik yang ditujukan kepada mereka. (ryn)

Baca juga:

Sony akan Hadirkan Fitur Baru pada Robot Anjing Aibo

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan