Tiongkok Siap Hadirkan Sistem Navigasi Pesaing GPS


Tiongkok telah lengkapi satelit sistem navigasi baru pesaing GPS (Foto: cctv)
TIONGKOK baru-baru ini sukses meluncurkan satelit terakhir untuk melengkapi sistem navigasi global miliknya. Sistem tersebut dirancang khusus sebagai alternatif dari GPS. Tentunya akan membuat Tiongkok melepas ketergantungannya pada Amerika Serikat.
Sistem navigasi global buatan Tiongkok tersebut bernama Beidou, yang sudah digarap selama lebih dari dua dekade. Hal ini semakin memperlihatkan ambisi Tiongkok untuk menguasai teknologi serta antariksa di panggung global.
Baca Juga:
Keren, Warga Korea Selatan Bisa Menyimpan SIM di Ponsel Pintar
Sejumlah ahli sebelumnya menuturkan, bahwa Beidou dapat membantu militer Tiongkok tetap bisa online, saat terjadi konflik dengan Amerika Serikat. Terlepas dari itu, peluncuran satelit tersebut juga merupakan bagian dari langkah Tiongkok untuk memperluas pengaruh teknologi secara global.

Seperti yang dilansir dari laman Space, satelit terakhir Beidou Navigation Satellite (BDS) dibawa dengan roket Long March 3B. Roket itu meluncur ke orbit dari Xichang SAtellite Launch Center pada hari Rabu 23 Juni 2020 pukul 09.43 waktu setempat, dan dinyatakan sukses pada pukul 10.15.
Sedikit informasi, Tiongkok mulai mengembangkan sistem satelit Beidou pada tahun 1990-an. Satelit pertama yang meluncur yakni pada Oktober 2000 dan menyediakan layanan berbasis satelit di Tiongkok.
Baca Juga:
Sistem tersebut mendapatkan upgrade pertamanya pada awal 2009, dan selesai pada tahun 2012. Upgrade itu memperluas jangkauan Beidou hingga Asia Pasifik.
Versi terakhir untuk melengkapi sistem tersebut disebut BDS-3, yakni terdiri dari 30 satelit yang dapat digunakan untuk positioning dengan presisi tinggi hingga komunikasi pesan pendek. Dengan lengkapnya sistem tersebut, maka jaringan Beidou dapat memberi layanan secara global.
Saingan Beidou dalam dunia navigasi saat ini bukan hanya GPS saja. Karena, Rusia pun memiliki satelit navigasi Glonass-M untuk melayani militer Rusia di darat, udara dan laut. Selain itu, Eropa juga mempunyai sistem Galileo yang sudah beroperasi sejak 2016 dan akan meluncurkan satelit terakhirnya di akhir 2020. (Ryn)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Prabowo Perintahkan Menteri Gerak Cepat Lakukan Hilirisasi, Kerjasama Dengan China

PM Tiongkok Datang ke Indonesia, HBKB Sudirman-Thamrin Dihentikan Sementara

Jakarta Diproyeksikan Bakal Dibajiri Barang dari Tiongkok dan Vietnam

2 Train Set KRL Dari Tiongkok Kembali Datang, KAI Commuter Ingin Percepat Pengujian dan Sertifikasi

Apa Itu Virus HMPV: Gejala, Penyebaran, dan Cara Menghadapinya

31 Tahun Beroperasi, 'Niu An Cong' Kini Hadir di Indonesia

China Berharap Hubungan Dengan Indonesia Tambah Kuat

Tiongkok Sudah Punya Kereta Tanpa Rel Sejak 2018

Ekonomi Tiongkok Melambat, AS Mulai Tumbuh Baik

Lampion dan Dekorasi Naga Warnai Kota Solo
