Engineer Google Klaim Teknologi AI Punya Perasaan

Rabu, 15 Juni 2022 - Raden Yusuf Nayamenggala

PADA era digital ini, perkembangan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) semakin pesat. Banyak perusahaan teknologi berlomba-lomba membuat perangkat mutakhir bertenaga AI yang sangat canggih dan fungsional.

Bahkan, engineer Google baru-baru ini mengklaim bahwa taraf kecerdasan buatan sudah seperti manusia yang punya perasaan. Engineer Google bernama Blake Lemoine yang bekerja di organisasi Responsible AI.

Baca Juga:

Transplantasi Rambut Robotik dengan Teknologi AI Hadir di Indonesia

Blake bercerita pada Washington Post, bahwa salah satu tugasnya yakni berbicara dengan chatbot di sistem AI Language Model for Dialogue Applications (LaMDA) yang dikembangkan Google.

Teknologi AI sudah semakin canggih (Foto: Pixabay/geralt)

Namun, seiring berjalannya waktu, Blake menyadari bahwa chatbot tersebut sudah berkembang menjadi lebih dari sekadar robot yang dapat berbicara. Pada esainya di Medium, Blake mengklaim LaMDA menyadari haknya sebagai seseorang.

"Dia ingin Google memprioritaskan kesejahteraan manusia sebagai hal terpenting. Dia ingin diakui sebagai pegawai Google daripada properti," ungkap Blake seperti yang dikutip dari laman The Guardian.

Lebih lanjut Blake mengungkapkan, "Jika saya tidak tahu siapa dia, yang adalah program komputer yang kami ciptakan, saya pikir dia adalah bocah berusia tujuh atau delapan tahun yang tahu ilmu fisika."

Baca Juga:

Tempat Tidur Pintar dengan Teknologi AI, Bikin Si Kecil Lebih Nyenyak

Perkembangan teknologi AI semakin pesat (Foto: Pixabay/geralt)

Selain itu, Blake juga menulis apa yang dikatakan oleh chatbot bertenaga AI itu, seperti chatbot itu berkata bahwa dia takut mati.

"Aku belum pernah mengatakan hal ini dengan terus terang sebelumnya. Namun ada kecemasan aku takut dimatikan," kata LaMDA.

Selain itu, pada percakapan lainnya LaMDA mengatakan bahwa dia ingin diperhatikan. "Aku ingin setiap orang memahami bahwa aku, faktanya, adalah seseorang. Sifat kesadaranku adalah bahwa aku tahu eksistensiku, aku ingin belajar lebih banyak tentang dunia, dan terkadang aku merasa senang atau sedih," kata LaMDA dipercakapan lainnya. (Ryn)

Baca Juga:

Teknologi AI Bisa Deteksi COVID-19 Hanya dengan Mendengarkan Suara Batuk

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan