DPR Desak Tragedi Ambruknya Bangunan Ponpes Al Khoziny Jadi Momentum Perubahan Budaya Konstruksi Indonesia
Selasa, 07 Oktober 2025 -
Merahputih.com - Anggota Komisi V DPR RI, Sudjatmiko, mendesak agar insiden ambruknya bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny dijadikan momentum pembelajaran penting untuk mereformasi tata kelola pembangunan di seluruh Indonesia. Ia menegaskan, tidak boleh ada lagi korban jiwa, terutama para santri, akibat kegagalan struktur bangunan.
Sudjatmiko menyoroti, pembangunan yang tidak didasari perencanaan yang matang mencerminkan bahwa keselamatan belum menjadi prioritas utama dalam budaya konstruksi di Indonesia.
Baca juga:
Tragedi Ponpes Al Khoziny Jadi Bencana Paling Parah di 2025, Banyak Menelan Korban Jiwa
Ia berpandangan, tragedi semacam ini akan terus terjadi jika proses pembangunan hanya mengandalkan niat baik tanpa didukung oleh kepatuhan dan disiplin teknis.
“Bangunan pendidikan adalah ruang kehidupan. Kalau ia runtuh karena salah perhitungan, itu bukan sekadar kecelakaan teknis, tapi tragedi kemanusiaan,” ujar Sudjatmiko dalam keterangannya, Senin (6/10).
Politisi Fraksi PKB ini menekankan bahwa kegagalan struktur bangunan wajib diperlakukan sebagai peringatan keras agar segera dilakukan evaluasi komprehensif.
“Setiap kesalahan struktur adalah sinyal bahwa ada sesuatu yang tidak beres dalam sistem kita, baik dari sisi regulasi, pengawasan, maupun kesadaran masyarakat,” tegasnya.
Baca juga:
13 Orang Masih Tertimbun, Tim SAR Rampungkan Evakuasi Ponpes Al Khoziny Hari ini
Ia mengajak pemerintah, asosiasi profesi, dan lembaga pendidikan untuk menggunakan tragedi Al Khoziny sebagai titik balik untuk perubahan.
Menurut Sudjatmiko, kualitas bangunan pesantren harusnya merefleksikan keseriusan negara dalam melindungi generasi penerus.
“Pesantren bukan hanya tempat belajar agama, tapi juga tempat tumbuhnya masa depan bangsa. Karena itu, keselamatan mereka adalah tanggung jawab kita semua,” tutup Sudjatmiko.