DPR Desak Tragedi Ambruknya Bangunan Ponpes Al Khoziny Jadi Momentum Perubahan Budaya Konstruksi Indonesia
Gedung Pondok Pesantren Al Khoziny roboh. Foto: Dok. BNPB
Merahputih.com - Anggota Komisi V DPR RI, Sudjatmiko, mendesak agar insiden ambruknya bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny dijadikan momentum pembelajaran penting untuk mereformasi tata kelola pembangunan di seluruh Indonesia. Ia menegaskan, tidak boleh ada lagi korban jiwa, terutama para santri, akibat kegagalan struktur bangunan.
Sudjatmiko menyoroti, pembangunan yang tidak didasari perencanaan yang matang mencerminkan bahwa keselamatan belum menjadi prioritas utama dalam budaya konstruksi di Indonesia.
Baca juga:
Tragedi Ponpes Al Khoziny Jadi Bencana Paling Parah di 2025, Banyak Menelan Korban Jiwa
Ia berpandangan, tragedi semacam ini akan terus terjadi jika proses pembangunan hanya mengandalkan niat baik tanpa didukung oleh kepatuhan dan disiplin teknis.
“Bangunan pendidikan adalah ruang kehidupan. Kalau ia runtuh karena salah perhitungan, itu bukan sekadar kecelakaan teknis, tapi tragedi kemanusiaan,” ujar Sudjatmiko dalam keterangannya, Senin (6/10).
Politisi Fraksi PKB ini menekankan bahwa kegagalan struktur bangunan wajib diperlakukan sebagai peringatan keras agar segera dilakukan evaluasi komprehensif.
“Setiap kesalahan struktur adalah sinyal bahwa ada sesuatu yang tidak beres dalam sistem kita, baik dari sisi regulasi, pengawasan, maupun kesadaran masyarakat,” tegasnya.
Baca juga:
13 Orang Masih Tertimbun, Tim SAR Rampungkan Evakuasi Ponpes Al Khoziny Hari ini
Ia mengajak pemerintah, asosiasi profesi, dan lembaga pendidikan untuk menggunakan tragedi Al Khoziny sebagai titik balik untuk perubahan.
Menurut Sudjatmiko, kualitas bangunan pesantren harusnya merefleksikan keseriusan negara dalam melindungi generasi penerus.
“Pesantren bukan hanya tempat belajar agama, tapi juga tempat tumbuhnya masa depan bangsa. Karena itu, keselamatan mereka adalah tanggung jawab kita semua,” tutup Sudjatmiko.
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
ID Food Berencana Gadaikan Aset, DPR: Jaminan Pinjaman harus Opsi Terakhir, bukan Pilihan Utama
DPR Sentil Kemenkeu Buntut Defisit APBN Bengkak Jadi Rp 479,7 Triliun
AI Bisa Ganggu Sistem Pemilu dan Sebarkan Hoaks, DPR RI Dorong Pengaturan Transparansi Algoritma yang Kuat
Kekerasan dan Perundungan di Sekolah Diharap Jadi Alasan Kuat Perlindungan Guru Masuk Revisi UU Sisdiknas
BNN dan Polda Metro Jaya Didorong Perkuat Pengetatan Jalur Udara dan Tempat Hiburan Malam, Target Utama Sindikat Narkoba
6 Santri Tewas Di Danau Bekas Galian C, DPR Desak Perusahaan Tambang Harus Diusut
Aria Bima Ingatkan Mahasiswa Penggugat UU MD3 Soal Sistem Pengambilan Keputusan di Lembaga Legislatif
Bongkar Kasus Pinjol Ilegal yang Jerat Ratusan Nasabah, Komisi III DPR Desak Polisi Usut Kasus Lain
Prioritas RUU Sisdiknas, DPR Tegaskan Pesantren, Kiai Hingga Ustaz Wajib Masuk dalam Aturan Sistem Pendidikan Nasional
Rhoma Irama di RDPU Baleg DPR: Indonesia Kaya Seni, Tapi Pemerintah Belum Hadir Optimal