Diidentikan dengan Paham Komunis, Pengamat Sebut Marhaenisme Makin Terpinggirkan
Rabu, 24 Juli 2019 -
MerahPutih.Com - Marhaenisme atau ajaran marhaen yang dipelopori Bung Karno kini tiada lagi semenarik dulu. Padahal, cita-cita marhaenisme begitu mulia yakni keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Lantas kenapa paham Marhaen tak seseksi dulu lagi? Menurut pengamat politik Yudi Latief pandangan marhaenisme semakin terpinggirkan akibat masyarakat selalu mengasumsikannya sebagai paham komunis.
Baca Juga: Rayakan HUT RI, UKP-PIP Bakal Publikasikan Naskah Asli Pancasila
Padahal marhaenisme,Lanjut Yudi, merupakan paham dari sosialisme yang elemennya berpihak kepada keadilan sosial.
"Seringkali kita ini tidak bisa membedakan antara sosialisme dan komunisme, seolah-olah sosialis itu pasti komunis, padahal tidak begitu," kata Yudi Latief, di Jakarta, Selasa (23/7).
Marhaenisme, sosialisme, menurut dia, sebenarnya merupakan dasar dari cara berpikir Pancasila yang memperjuangkan masyarakat terbebas dari ketidakadilan dan kesenjangan, dan bukanlah seperti yang diinterpretasikan seperti selama ini sebagai komunisme.
"Padahal sudah dijelaskan oleh Bung Karno, 'Saya tidak akan menjadi seorang komunis, pertama saya percaya demokrasi kedua saya percaya pada ketuhanan'," papar akademisi yang secara khusus mendalami Pancasila itu.
Baca Juga: Polisi Tak Izinkan Acara Silaturahim Kekhalifahan Islam, Ini Komentar Yudi Latief
Untuk menjernihkan kembali soal marhaenisme itu, menurut Yudi sebagaimana dilansir Antara, perlu usaha yang besar dalam memberikan literasi komprehensif kepada masyarakat dalam berbagai aspek edukasi.
"Satu hal lagi, menurut saya yang perlu dikawinkan ini bukan hanya religius dengan Pancasila saja dan menjadi nasionalis religius, tetapi juga dengan sosialitasnya," tutup Yudi Latief.(*)
Baca Juga: Yudi Latif: Pancasila Penting untuk Bangsa Indonesia