Deretan Pekerjaan Rumah Jokowi di Akhir Masa Jabatannya
Jumat, 21 Juni 2024 -
MerahPutih.com - Masa jabatan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) berakhir Oktober mendatang. Direktur Political and Public Policy Studies (P3S) Jerry Massie menilai, terdapat sejumlah pekerjaan rumah yang tersisa di akhir pemerintahan Jokowi.
Khususnya, Jerry menyoroti masalah nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang terus melemah yang baru saja mencapai titik terendah di Rp 16.400 per dolar. Menurutnya, pelemahan rupiah tidak hanya membebani harga barang impor tetapi juga meningkatkan biaya hidup, yang berdampak langsung pada daya beli masyarakat.
“Situasi ini menambah tekanan terhadap inflasi dan menurunkan kepercayaan publik terhadap stabilitas ekonomi di bawah pemerintahan Jokowi,” kata Jerry di Jakarta, Jumat (21/6).
Persoalan lainnya disebut Jerry adalah beban utang nasional yang melonjak dari Rp 2.600 triliun menjadi Rp 8.253 triliun. Menurutnya, persoalan ini menimbulkan kekhawatiran tentang keberlanjutan fiskal dan dampaknya pada perekonomian masa depan.
Baca juga:
“Ini sebagai warisan spektakuler Jokowi yang mengundang perdebatan panas tentang efektivitas pengelolaan ekonomi selama dekade terakhir,” ungkap pengamat politik nasional itu.
Kasus korupsi juga masih menjadi tantangan besar bagi pemerintahan Jokowi. Sebut saja kasus korupsi Asabri, kasus timah hingga beberapa perkara korupsi di kementerian.
Jerry melihat, korupsi ini bisa menguras sekitar 30-35 persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). “Ini tentu saja menghambat upaya untuk mencapai kesejahteraan rakyat dan stabilitas ekonomi,” ujarnya.
Terakhir, Jerry menyoroti proyek ambisius Jokowi terkait Ibu Kota Nusantara (IKN). Meskipun, pemerintah mengklaim ada komitmen investasi sebesar Rp 50 triliun, realitasnya masih minim investasi asing yang masuk ke IKN.
Baca juga:
BNPT Antisipasi Ancaman Penyusupan Teroris Jelang Acara HUT RI di IKN
Bahkan, kata Jerry, investor lokal yang masuk baru 30 persen dari target. Tantangan tambahan muncul dari tanah seluas 2.085 hektar yang belum dibebaskan sehingga menambah ketidakpastian masa depan proyek IKN. “Ide-ide futuristik seperti mobil terbang dan kereta tanpa rel yang dijanjikan juga masih jauh dari kenyataan,” tandasnya. (Knu)