Dampak Positif dan Negatif Terpilihnya Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum Partai Golkar

Sabtu, 16 Desember 2017 - Luhung Sapto

MerahPutih.com - Airlangga Hartarto secara aklamasi terpilih menjadi Ketua Umum Partai Golkar pada rapat pleno DPP Golkar yang digelar pada Rabu (13/12) lalu. Airlangga dipilih untuk mengisi posisi Ketua Umum Golkar menggantikan Setya Novanto yang menjadi terdakwa perkara dugaan korupsi proyek pengadaan e-KTP.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi menilai, terpilihnya Airlangga secara aklamasi menutup peluang kader-kader lain untuk bertarung menjadi Ketua Umum partai beringin tersebut.

Hal tersebut, kata Burhan, memiliki dampak positif dan negatif terhadap Partai Golkar. Positifnya, menurut dia, konsolidasi di internal Golkar akan lebih mudah. Mengingat, Pilkada serentak 2018 dan Pemilu 2019 akan berlangsung dalam waktu dekat.

"Jadi Golkar akan lebih cepat menyelesaikan persiapan agenda politik Pilkada serentak 2018 dan Pemilu 2019," ujarnya dalam sebuah diskusi di kawasan Mampang, Jakarta Selatan, Sabtu (16/12).

Dengan demikian, kata dia, Golkar tak kehabisan energi menyelesaikan konflik internal menjelang perhelatan kontestasi elektoral Pilkada serentak 2018 dan Pemilu 2019. Pasalnya, sejak lima tahun terkahir, energi Golkar banyak dihabiskan oleh konflik internal partai.

Namun, dampak negatifnya, lanjut Burhanuddin, Golkar akan kehilangan kesempatan menjadi center atraction secara terus menerus. Sehingga media akan beralih ke isu lain ketika drama-drama politik di internal Golkar itu terhenti.

"Tapi minusnya, Golkar tidak dapat kesempatan lagi membetot perhatian lebih dari masyarakat. Karena dalam politik menjadi pusat perhatian itu penting," ujar Burhanuddin. (Pon)

Baca juga berita lain terkait polemik ketua umum Partai Golkar di: Pengamat: Selama ini Golkar Jarang Jualan Isu Antikorupsi

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan