Golkar Nilai Wacana Soeharto Jadi Pahlawan Nasional Sebagai Hal Wajar, Era Orde Baru Resmi Dihormati Negara?

Sekretaris Jenderal Partai Golkar, Sarmuji. (Foto: Dok. Golkar)
Merahputih.com - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Golkar, Sarmuji, menanggapi positif wacana pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada Presiden ke-2 RI, Soeharto.
Ia menilai, usulan pemberian gelar pahlawan kepada Soeharto adalah hal yang wajar dan justru menyehatkan bagi kehidupan demokrasi bangsa.
"Perdebatan soal pemberian gelar pahlawan kepada Pak Harto tentu wajar. Setiap tokoh besar pasti memiliki sisi yang menuai pro dan kontra. Namun, perbedaan pandangan itu tidak bisa menghapus kenyataan bahwa Pak Harto memiliki jasa besar bagi bangsa ini," kata Sarmuji, kepada wartawan, Rabu (22/10).
Sarmuji menjelaskan bahwa perdebatan yang muncul menunjukkan adanya ruang dialog publik yang terbuka. Namun, ia menekankan agar perdebatan tersebut tidak mengaburkan fakta sejarah mengenai jasa besar Soeharto bagi Indonesia.
Baca juga:
Kader Golkar Adukan sejumlah Akun Medsos yang Ledek Bahlil ke Polisi
Ia kemudian mengajak generasi muda untuk memahami kondisi ekonomi sebelum era kepemimpinan Soeharto, ketika kesulitan pangan masih menjadi masalah serius.
"Dari kisah orangtua kami dan catatan sejarah, kondisi saat itu sangat berat, banyak rakyat yang kesulitan memperoleh pangan," ucap dia.
Jasa Soeharto dan Rekomendasi Golkar
Menurut Sarmuji, Soeharto berhasil membawa perubahan signifikan dalam waktu singkat, terutama dalam sektor ketahanan pangan dan pembangunan ekonomi.
"Di bawah kepemimpinan Pak Harto, situasi itu berubah drastis. Indonesia bukan hanya keluar dari krisis pangan, tetapi juga sempat mencapai swasembada yang membanggakan," kata Sarmuji.
Sarmuji menegaskan bahwa Golkar sudah lama menilai Soeharto layak mendapat gelar Pahlawan Nasional. Rekomendasi resmi terkait gelar ini bahkan sudah disampaikan melalui Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Golkar di Bali pada tahun 2016, meskipun belum terwujud.
Ia berharap usulan yang diajukan Kementerian Sosial kali ini dapat menjadi momentum penempatan Soeharto secara objektif dalam sejarah nasional.
"Setiap bangsa besar menghargai para pendirinya, pemimpinnya, dan tokoh-tokoh yang mengubah arah sejarahnya. Pengakuan negara terhadap jasa Pak Harto bukan semata bentuk penghormatan, tetapi juga pelajaran bagi generasi penerus tentang arti kepemimpinan yang bekerja nyata," imbuh dia.
Baca juga:
Sebelumnya, Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menyerahkan berkas usulan 40 nama tokoh untuk gelar pahlawan nasional kepada Menteri Kebudayaan dan Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan (GTK), Fadli Zon. Tokoh yang diusulkan antara lain Presiden Soeharto, Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur), dan tokoh buruh Marsinah.
"Usulan ini berupa nama-nama yang telah dibahas selama beberapa tahun terakhir. Ada yang memenuhi syarat sejak lima atau enam tahun lalu, dan ada pula yang baru diputuskan tahun ini. Di antaranya Presiden Soeharto, Presiden Abdurrahman Wahid, dan juga Marsinah," kata Saifullah. (Pon)
Bagikan
Ponco Sulaksono
Berita Terkait
Golkar Nilai Wacana Soeharto Jadi Pahlawan Nasional Sebagai Hal Wajar, Era Orde Baru Resmi Dihormati Negara?

Menteri Budaya Janji Seleksi Penerima Gelar Pahlawan Bakal Lebih Ketat dan Cepat

Kader Golkar Adukan sejumlah Akun Medsos yang Ledek Bahlil ke Polisi

Peluncuran Buku Bertema Pancasila Sebagai Ideologi Partai Golkar di Jakarta

Bahlil Tolak Tunduk Narasi Negatif, Golkar Klaim Publik Lebih Cerdas Menilai

Klarifikasi Pernyataan Atalia Praratya soal Dana Pesantren, Golkar Tegaskan Tak Ada Larangan APBN untuk Ponpes

Imbas Demo Rusuh di PT Timah, Politikus Golkar Bambang Patijaya Laporkan Akun Media Sosial ke Polisi

Perpres 79 Tahun 2025 Dinilai Jadi Bukti Komitmen Prabowo untuk Lanjutkan Pembangunan IKN

Bahlil Minta Kader Golkar Jaga Ucapan dan Tindakan, Penampilan Harus Menyesuaikan

Golkar Usulkan Perubahan Sistem Pemilu, Ingin Lahirkan Budaya Politik Baru
