Buntut Pernyataan Teror Kepala Babi, Hasan Nasbi Diminta Mundur sebagai Kepala Kantor Komunikasi Presiden
Minggu, 23 Maret 2025 -
Merahputih.com - Pengamat politik, Ray Rangkuti, meminta Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), Hasan Nasbi, untuk mundur dari jabatannya.
Hal itu dikatakan Ray karena melihat respons Hasan dalam kasus pengiriman kepala babi kepada wartawan Tempo, Francisca Christy Rosana (Cica). Hasan pun menyarankan agar kepala babi itu dimasak.
“Jika memang posisi ini dirasa tidak lagi sesuai dan pas dengan beliau, memilih mundur merupakan jalan terhormat,” kata Ray kepada wartawan di Jakarta, Minggu (23/3).
Kata-kata yang disampaikan Hasan menyiratkan, bahwa pemerintah tidak peduli pada keselamatan warga negara. Ray juga menambahkan, pengabaian pemerintah atas teror terhadap Tempo memberi sinyal, bahwa kebebasan berpendapat tidak dijamin oleh pemerintah.
Baca juga:
“Mereka yang umumnya kritikus pemerintah dipersilakan untuk menyelesaikan sendiri masalah mereka jika menemukan teror atas mereka,” ujar Direkrur Lingkar Madani Indonesia ini.
Menurutnya, sebagai seorang terpelajar yang masuk ke ranah politik, Hasan seharusnya mengedepankan rasionalitas dan kebijakan, bukan emosi dan ambisi kekuasaan.
"Kita berharap politisi seperti Hasan Nasbi mencerminkan bagaimana ilmu pengetahuan bekerja di ranah politik, bukan justru terjerumus dalam praktik politik yang emosional dan bernuansa dendam," tambahnya.
Baca juga:
Kapolri Instruksikan Kabareskrim Selidiki 'Teror Kepala Babi dan Bangkai Tikus' Tempo
Selain itu, Ray juga menyoroti implikasi serius dari pernyataan tersebut terhadap kebebasan pers.
"Pernyataan ini memberi sinyal bahwa kebebasan berpendapat tidak dijamin oleh pemerintah. Media yang kritis seperti Tempo seolah dibiarkan menghadapi ancaman sendiri," ujarnya. (knu)