Bukalapak Tutup Layanan Marketplace, Ini 5 Fakta yang Perlu Diketahui

Rabu, 08 Januari 2025 - ImanK

MerahPutih.com - Bukalapak, salah satu pelopor platform e-commerce di Indonesia, mengumumkan penutupan layanan marketplace mulai Selasa, 7 Januari 2025.

Pengumuman tersebut dipublikasikan melalui blog resmi perusahaan, yang menandakan perubahan signifikan dalam strategi bisnis Bukalapak.

Bukalapak Tutup Layanan Marketplace

1. Alasan Penutupan

Sebagai bagian dari transformasi strategis, Bukalapak memutuskan untuk menghentikan operasional penjualan produk fisik di marketplace mereka.

Produk-produk fisik seperti handphone, pakaian, peralatan rumah tangga, dan makanan tidak akan lagi tersedia di platform tersebut.

Baca juga:

BRICS Disebut Kubu Perlawanan Ekonomi Barat, Indonesia Harus Hati-Hati

Meskipun begitu, pelanggan masih dapat melakukan pembelian hingga 9 Februari 2025, setelah itu layanan ini akan sepenuhnya dihentikan.

Bukalapak menyatakan bahwa keputusan ini diambil sebagai bagian dari upaya mereka untuk lbih fokus pada produk-produk virtual yang lebih relevan dengan kebutuhan digital masyarakat, seperti pulsa, token listrik, dan iuran BPJS Kesehatan.

2. Fokus pada Produk Virtual

Bukalapak Tutup Layanan Marketplace

Setelah penutupan layanan marketplace, Bukalapak akan beralih sepenuhnya ke penjualan produk virtual, yang mencakup:

Langkah ini sejalan dengan strategi perusahaan untuk mengoptimalkan sektor produk virtual yang terus berkembang, dengan harapan dapat memenuhi kebutuhan pasar yang semakin mengarah pada layanan digital dan transaksi online.

Baca juga:

Media Belanda Bocorkan Nama Asisten Pelatih Patrick Kluivert Nanti di Timnas

3. Dampak pada Pedagang dan Pembeli

Bagi pedagang yang telah bergabung di Bukalapak, mereka masih memiliki kesempatan untuk mengunggah produk fisik hingga 1 Februari 2025.

Namun, mulai 1 Februari 2025, fitur untuk menambahkan produk baru akan dinonaktifkan, dan semua pesanan yang belum diproses hingga 2 Maret 2025 pukul 23:59 WIB akan dibatalkan secara otomatis.

Meskipun perubahan ini dapat berdampak pada para pedagang, Bukalapak berkomitmen untuk mendukung transisi ini agar berjalan lancar. Pembeli yang masih memiliki pesanan produk fisik akan diberikan pengembalian dana secara otomatis.

4. Tantangan Keuangan dan Restrukturisasi Bisnis

Perubahan besar ini juga terjadi di tengah laporan keuangan Bukalapak yang menunjukkan hasil yang kurang menggembirakan.

Sebelumnya Manajemen PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) telah mengumumkan hasil keuangan tidak diaudit untuk kuartal pertama yang berakhir pada 30 September 2024.

Dalam laporan tersebut, Bukalapak mencatatkan EBITDA negatif sebesar Rp 168 miliar pada kuartal ketiga 2024, yang menunjukkan ketidaksesuaian dengan target profitabilitas yang diharapkan.

Baca juga:

PSSI Anggap Wajar Shin Jae-won Kecewa Shin Tae-yong Dipecat

CEO Bukalapak, Willix Halim, menyampaikan bahwa meskipun ada peningkatan pendapatan sebesar dua persen pada Januari hingga September 2024, biaya operasional perusahaan justru mengalami peningkatan yang lebih besar, yang mempengaruhi margin laba mereka.

Oleh karena itu, Bukalapak memutuskan untuk melakukan restrukturisasi guna mencapai tujuan strategis jangka panjang.

5. Langkah Restrukturisasi dan Fokus pada Bisnis Inti

Dalam upaya menghadapi tantangan tersebut, Bukalapak memilih untuk fokus pada bisnis inti mereka, yang mencakup layanan Mitra Bukalapak, Gaming, Investment, dan Retail.

Perusahaan akan menyederhanakan operasionalnya dengan organisasi yang lebih ramping dan efisien untuk memberikan nilai yang optimal kepada pemangku kepentingan dan pemegang saham.

Namun, langkah ini juga berarti bahwa Bukalapak harus melakukan pemutusan hubungan kerja di beberapa segmen bisnis.

Baca juga:

DPR Minta Petugas Haji 2025 Harus Punya Tanggung Jawab Moral

Restrukturisasi pada momen laporan keuangan dilakukan dalam dua kuartal mendatang, yang diharapkan dapat mengurangi kerugian dan meningkatkan keberlanjutan perusahaan.

Keputusan Bukalapak untuk menutup layanan marketplace dan berfokus pada produk virtual merupakan langkah yang tidak terlepas dari tantangan keuangan yang dihadapi perusahaan.

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan