Buka Riwayat Perjalanan Pasien Corona Hanya Ciptakan Kepanikan di Masyarakat
Jumat, 13 Maret 2020 -
MerahPutih.Com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan pemerintah tak membuka riwayat perjalanan pasien positif virus corona. Hal itu hanya akan menimbulkan ketakutan berlebihan dari masyarakat.
Jokowi ingin menghindari stigma negatif masyarakat bagi pasien. Terutama, setelah ia dinyatakan sembuh.
Baca Juga:
Pasien Corona Bertambah Jadi 69 Orang, Dua Diantaranya Balita
"Yang paling penting, setiap ada klaster baru, tim kita langsung memagari," kata Jokowi di Tangerang, Banten, Jumat (13/3).
Selain itu, dampak buruk juga bakal dirasakan pasien corona yang sudah sembuh.

"Sebetulnya kita inginnya menyampaikan, tapi kita juga berhitung mengenai kepanikan dan keresahan di masyarakat, juga efek nantinya pada pasien apabila sembuh," kata Jokowi.
Jokowi pun menghargai negara-negara lain yang mungkin memiliki kebijakan lain.
Namun dia memastikan bahwa Indonesia memiliki tim reaksi cepat yang langsung bekerja begitu ada informasi mengenai sebaran virus itu.
Ia juga ingin laboratorium di luar milik pemerintah pusat untuk ikut menguji spesimen yang dicurigai terinfeksi virus corona Covid-19.
Jokowi mengaku sudah memerintahkan hal ini kepada Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.
Baca Juga:
Satu Pasien Suspect Virus Corona di RSUD dr Moewardi Solo Meninggal
Jokowi menyebut, ada dua laboratorium yang juga bisa melakukan uji spesimen pasien suspect corona. Keduanya yakni laboratorium milik Universitas Airlangga dan milik lembaga Eijkman.
"Kelihatannya mungkin Airlangga di Surabaya dan Eijkman. Secara teknis tanya ke Menkes," pungkasnya.(Knu)
Baca Juga: